Tahun 2013 ini SBM ITB kembali mengukir prestasi dalam kompetisi Danone Trust, yang sekarang berganti nama menjadi Danone Youth Social Entrepreneur (DYSE). Tim Ganapati yang terdiri dari Dwinta Astiarini, Dibyanta Andika dan Bayu Ramadhan (SBM 2013),William Maha Putra (Teknik Mesin 2009), dan Vienda Fadilla Fahmy (Teknik Elektro 2010) meraih juara 2 nasional dalam acara Country Final Danone Youth Social Entrepreneur (DYSE) 2013 yang diadakan di Balai Sudirman, Jakarta. Tim Ganapati giat sekali mengikuti kompetisi bisnis dan bukan kali ini saja mengikuti dan menjuarai kompetisi semacam ini.

Pada kompetisi L’Oreal tahun lalu, Tim Ganapati belum mendapatkan hasil yang memuaskan dan mendorong mereka untuk terus berkarya dalam kompetisi bisnis di Danone. Selain itu, pelajaran yang didapatkan saat kompetisi L’Oreal sangat banyak sehingga mereka merasa akan mendapatkan pelajaran lainnya yang ada di kompetisi Danone.Tahun 2013 ini SBM ITB kembali mengukir prestasi dalam kompetisi Danone Trust, yang sekarang berganti nama menjadi Danone Youth Social Entrepreneur (DYSE). Tim Ganapati yang terdiri dari Dwinta Astiarini, Dibyanta Andika dan Bayu Ramadhan (SBM 2013),William Maha Putra (Teknik Mesin 2009), dan Vienda Fadilla Fahmy (Teknik Elektro 2010) meraih juara 2 nasional dalam acara Country Final Danone Youth Social Entrepreneur (DYSE) 2013 yang diadakan di Balai Sudirman, Jakarta. Tim Ganapati giat sekali mengikuti kompetisi bisnis dan bukan kali ini saja mengikuti dan menjuarai kompetisi semacam ini.

Pada kompetisi L’Oreal tahun lalu, Tim Ganapati belum mendapatkan hasil yang memuaskan dan mendorong mereka untuk terus berkarya dalam kompetisi bisnis di Danone. Selain itu, pelajaran yang didapatkan saat kompetisi L’Oreal sangat banyak sehingga mereka merasa akan mendapatkan pelajaran lainnya yang ada di kompetisi Danone.Persiapan yang dilakukan oleh Tim Ganapati menjelang kompetisi Danone Youth Social Entrepreneur khususnya saat presentasi adalah mempersiapkan konten dan design presentasi yang menarik. Mereka selalu membuat konsep roleplay seperti yang diajarkan oleh Bunda dan Pak Benjon pada saat tingkat 1 untuk memberikan presentasi yang menarik. Selain itu layout panggung juga harus diperhatikan, dimana biasanya panggung terlalu besar untuk tim yang berisi 3-5 orang dan perlu men-seting suasana area panggung senyaman mungkin, sehingga persiapan property panggung juga harus dilakukan.

Selain itu, yang terpenting adalah menjaga semangat dan kekompakan tim sehingga tim dapat terus berkreasi dalam lingkungan kerja yang nyaman karena team work sangat dibutuhkan dalam kompetisi ini.

Pada saat semi final, presentasi dilakukan di 4 panggung yang berbeda secara bersamaan , yang menjadi poin utama adalah bagaimana membuat presentasi yang dibawakan menarik juri beserta massa dan tidak membosankan. Branding sangat diperlukan sehingga juri akan terus mengingat tim presentasi meski penjurian sudah melaju ke tim lainnya.

Dalam presentasi yang berdurasi 10 menit, Tim Ganapati menyuguhkan para juri nuansa turis seperti sedang menjadi turis di Ciwidey dan kami sebagai tourguide, sehingga flow presentasi dibuat dengan sangat dinamis dan ceria, dimana para juri diajak untuk ikut berpartisipasi dengan memakai topi tourist selama presesntasi dimulai. Menseting suasan sangat diperlukan saat roleplay maka kostum, intonasi bicara, dan produk (jika sudah ada) harus menjadi suguhan utama dalam final.

Presentasi dalam waktu singkat bukan berarti harus mempercepat cara berbicara, namun presentasi harus dibuat lebih compact dan simple, presentasi Ganapati hanya berisi Background-Solution-Strategy-Action Plan-Impact.

Presentasi tersebut disertai oleh tanya jawab berdurasi 5 menit, dan seperti masukan yang kami terima saat kompetisi L’Oreal lalu, menjawab pertanyaan yang tidak terpikirkan sebelumnya menjadi salah satu kelemahan kami, maka dari presentasi yang singkat kami dapat menaruh hal-hal yang kami yakin akan ditanyakan karena tidak tercantum di presentasi dan sudah menyiapkannya di slide akhir. Maka semua pertanyaan dapat terprediksi dan lebih mudah untuk menjawabnya.

Tim Ganapati punya trik khusus untuk menghadapi juri dalam kompetisi seperti ini, biasanya yang menjadi juri adalah para CEO atau General Manager dari perusahaan tersebut yang sudah cukup sibuk dalam pekerjaannya, maka penyuguhan presentasi yang sangat serius tidak dapat menghibur mereka. Juri lebih menyukai suasana yang menyenangkan sehingga dapat melupakan pekerjaannya dalam waktu 10 menit saat kami presentasi. Tips lainnya adalah, kenali juri sebelum presentasi.

Pada saat putaran final, ada 18 juri yang siap untuk menanyakan setiap celah dari presentasi, namun dengan mengetahui para juri, Tim Ganapati sudah siap menjawab sebelum juri tersebut mulai bertanya karena sudah mengetahui concern mereka. Tim Ganapati dengan produk BerryDay! Memberikan topi dan produk beserta packagingnya untuk dicicipi oleh juri, sehingga saat tim lain maju, topi dan packaging dari produk tersebut masih tertinggal di meja juri dan membuat juri terus mengingat Ganapati.

Untuk competitor, disini Tim Ganapati menyebutnya dengan kolaborator, mengetahui produk dan strategi mereka adalah penting untuk menjadi benchmark saat presentasi. Namun, tidak perlu terlalu memusingkan competitor, karena akan membuang waktu dan tenaga untuk focus dalam memberikan yang terbaik dalam tim sendiri. Keep humble and socialized, dan ciptakan kemenangan sebagai kemenangan bersama.

Sukses selalu untuk Tim Ganapati, semoga terus mengukir prestasi yang lebih baik lagi dan menginspirasi generasi muda lainnya.

*sumber foto : ITBPersiapan yang dilakukan oleh Tim Ganapati menjelang kompetisi Danone Youth Social Entrepreneur khususnya saat presentasi adalah mempersiapkan konten dan design presentasi yang menarik. Mereka selalu membuat konsep roleplay seperti yang diajarkan oleh Bunda dan Pak Benjon pada saat tingkat 1 untuk memberikan presentasi yang menarik. Selain itu layout panggung juga harus diperhatikan, dimana biasanya panggung terlalu besar untuk tim yang berisi 3-5 orang dan perlu men-seting suasana area panggung senyaman mungkin, sehingga persiapan property panggung juga harus dilakukan.

Selain itu, yang terpenting adalah menjaga semangat dan kekompakan tim sehingga tim dapat terus berkreasi dalam lingkungan kerja yang nyaman karena team work sangat dibutuhkan dalam kompetisi ini.

Pada saat semi final, presentasi dilakukan di 4 panggung yang berbeda secara bersamaan , yang menjadi poin utama adalah bagaimana membuat presentasi yang dibawakan menarik juri beserta massa dan tidak membosankan. Branding sangat diperlukan sehingga juri akan terus mengingat tim presentasi meski penjurian sudah melaju ke tim lainnya.

Dalam presentasi yang berdurasi 10 menit, Tim Ganapati menyuguhkan para juri nuansa turis seperti sedang menjadi turis di Ciwidey dan kami sebagai tourguide, sehingga flow presentasi dibuat dengan sangat dinamis dan ceria, dimana para juri diajak untuk ikut berpartisipasi dengan memakai topi tourist selama presesntasi dimulai. Menseting suasan sangat diperlukan saat roleplay maka kostum, intonasi bicara, dan produk (jika sudah ada) harus menjadi suguhan utama dalam final.

Presentasi dalam waktu singkat bukan berarti harus mempercepat cara berbicara, namun presentasi harus dibuat lebih compact dan simple, presentasi Ganapati hanya berisi Background-Solution-Strategy-Action Plan-Impact.

Presentasi tersebut disertai oleh tanya jawab berdurasi 5 menit, dan seperti masukan yang kami terima saat kompetisi L’Oreal lalu, menjawab pertanyaan yang tidak terpikirkan sebelumnya menjadi salah satu kelemahan kami, maka dari presentasi yang singkat kami dapat menaruh hal-hal yang kami yakin akan ditanyakan karena tidak tercantum di presentasi dan sudah menyiapkannya di slide akhir. Maka semua pertanyaan dapat terprediksi dan lebih mudah untuk menjawabnya.

Tim Ganapati punya trik khusus untuk menghadapi juri dalam kompetisi seperti ini, biasanya yang menjadi juri adalah para CEO atau General Manager dari perusahaan tersebut yang sudah cukup sibuk dalam pekerjaannya, maka penyuguhan presentasi yang sangat serius tidak dapat menghibur mereka. Juri lebih menyukai suasana yang menyenangkan sehingga dapat melupakan pekerjaannya dalam waktu 10 menit saat kami presentasi. Tips lainnya adalah, kenali juri sebelum presentasi.

Pada saat putaran final, ada 18 juri yang siap untuk menanyakan setiap celah dari presentasi, namun dengan mengetahui para juri, Tim Ganapati sudah siap menjawab sebelum juri tersebut mulai bertanya karena sudah mengetahui concern mereka. Tim Ganapati dengan produk BerryDay! Memberikan topi dan produk beserta packagingnya untuk dicicipi oleh juri, sehingga saat tim lain maju, topi dan packaging dari produk tersebut masih tertinggal di meja juri dan membuat juri terus mengingat Ganapati.

Untuk competitor, disini Tim Ganapati menyebutnya dengan kolaborator, mengetahui produk dan strategi mereka adalah penting untuk menjadi benchmark saat presentasi. Namun, tidak perlu terlalu memusingkan competitor, karena akan membuang waktu dan tenaga untuk focus dalam memberikan yang terbaik dalam tim sendiri. Keep humble and socialized, dan ciptakan kemenangan sebagai kemenangan bersama.

Sukses selalu untuk Tim Ganapati, semoga terus mengukir prestasi yang lebih baik lagi dan menginspirasi generasi muda lainnya.

*sumber foto : ITB