SBM ITB kembali mengukir prestasi di dunia Internasional, The Pacifist Team yang terdiri dari Cahyawardani (2013), Lalu Garin Alham (2013), Mohammad Rimba Putra (2013), dan Wisnu Aryo Setio (2015) memenangkan Final HSBC Business Case Competition 2013 pada tanggal 30 April 2013 di Jakarta, dengan menduduki posisi juara 1 tingkat Nasional dan melaju ke International HSBC Business Case Competition 2013 mewakili Indonesia yang di selenggarakan di Hongkong.

Motivasi tim Pacifist mengikuti kompetisi adalah untuk mengejar pengalaman, karena akhir-akhir ini di Indonesia jarang sekali ada lomba Business Case untuk level S1. Mereka memang tertarik dengan penyelesaian business case karena hal ini bisa mempertajam analisa dan mengaplikasikan secara langsung pelajaran-pelajaran yang didapat di SBM. Dan semakin tertarik begitu mengetahui bahwa pemenang nasional akan dikirim untuk Regional Grand Final di Hongkong yang akan diikuti oleh berbagai negara (India, Hongkong, Cina, Taiwan, Jepang, Australia, New Zealand, Singapura, Philippines, dan beberapa negara lainnya).SBM ITB kembali mengukir prestasi di dunia Internasional, The Pacifist Team yang terdiri dari Cahyawardani (2013), Lalu Garin Alham (2013), Mohammad Rimba Putra (2013), dan Wisnu Aryo Setio (2015) memenangkan Final HSBC Business Case Competition 2013 pada tanggal 30 April 2013 di Jakarta, dengan menduduki posisi juara 1 tingkat Nasional dan melaju ke International HSBC Business Case Competition 2013 mewakili Indonesia yang di selenggarakan di Hongkong.

Motivasi tim Pacifist mengikuti kompetisi adalah untuk mengejar pengalaman, karena akhir-akhir ini di Indonesia jarang sekali ada lomba Business Case untuk level S1. Mereka memang tertarik dengan penyelesaian business case karena hal ini bisa mempertajam analisa dan mengaplikasikan secara langsung pelajaran-pelajaran yang didapat di SBM. Dan semakin tertarik begitu mengetahui bahwa pemenang nasional akan dikirim untuk Regional Grand Final di Hongkong yang akan diikuti oleh berbagai negara (India, Hongkong, Cina, Taiwan, Jepang, Australia, New Zealand, Singapura, Philippines, dan beberapa negara lainnya).Dalam mempersiapkan lomba ini, Tim Pacifist dibimbing oleh Bapak Budi Permadi Iskandar dan Ibu Atik Aprianingsih. Beliau memberikan case-drilling dan sekaligus latihan presentasi sesuai ketentuan yang diberikan oleh HSBC (case dikerjakan dalam 2,5 jam, dipresentasikan melalui OHP) dan lalu memberikan feedback dan saran-saran akan framework apa yang sebaiknya di gunakan untuk cases tersebut.

Selain itu tim Pacifist mempelajari finalis-finalis sebelumnya, serta membaca dan mereview ulang materi-materi kuliah yang diberikan oleh dosen-dosen SBM ITB sebelumnya.

Untuk babak awal, ada lebih dari 60 tim yang mengumpulkan jawaban atas case yang diberikan, dimana tim tersebut dieliminasi menjadi 6 tim yang berasal dari UI (2 tim), UPH (2 tim), Prasetiya Mulya (1 tim), dan SBM ITB (1 tim). Jurusan dari masing-masing universitas berbeda-beda, namun kebanyakan dari jurusan Manajemen dan Ilmu Ekonomi.

Seluruh finalis memiliki kekuatan yang seimbang. Seluruh peserta sudah disaring dan dipilih yang terbaik oleh HSBC. Lebih lanjut, seluruh peserta berasal dari universitas-universitas terbaik di Indonesia dan memiliki mentor yang bagus. Sehingga ketika bertanding mereka semua memiliki kekuatan yang sama dan harus dihadapi dengan maksimal.

Kompetisi ini mengaplikasikan secara langsung pelajaran-pelajaran yang didapat di SBM mulai dari Marketing, Technology & Operations, Finance, HR, hingga Strategic Management. Selain itu, orang-orang yang mereka temui di Grand Finals (baik dari finalis maupun juri) juga memberikan input berharga bagi Tim Pacifist, hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi Tim Pasifist, mereka sangat senang mengikuti kompetisi ini, dan sangat menganjurkan bagi teman-teman lain untuk mengikuti kompetisi ini dan kompetisi lainnya di tahun depan.

Mendengar dari komentar juri dan kontestan lain, salah satu kelebihan Tim Pacifist ialah dapat bekerjasama dengan baik. Lewat drilling case yang dikerjakan sebelumnya, Tim Pacifist menjadi tahu siapa yang menguasai bagian apa dan karakteristik kerja dari masing-masing orang. Hal ini membuat mereka mengerjakan soal dengan lebih tenang dan sedikit konflik sehingga dapat fokus kepada jawaban dibandingkan diskusi. Hal ini juga mereka capai dengan saran dari Bapak Budi dan Ibu Atik.

Untuk teman-teman yang mengikuti lomba sejenis, pesan dari Tim Pacifist ialah persiapkan semaksimal mungkin namun tetap jaga kesehatan (hal ini sangat penting!). Pada hari H, lakukan semaksimal mungkin, berdoa, dan serahkan semuanya kepada Tuhan.***(IM)Dalam mempersiapkan lomba ini, Tim Pacifist dibimbing oleh Bapak Budi Permadi Iskandar dan Ibu Atik Aprianingsih. Beliau memberikan case-drilling dan sekaligus latihan presentasi sesuai ketentuan yang diberikan oleh HSBC (case dikerjakan dalam 2,5 jam, dipresentasikan melalui OHP) dan lalu memberikan feedback dan saran-saran akan framework apa yang sebaiknya di gunakan untuk cases tersebut.

Selain itu tim Pacifist mempelajari finalis-finalis sebelumnya, serta membaca dan mereview ulang materi-materi kuliah yang diberikan oleh dosen-dosen SBM ITB sebelumnya.

Untuk babak awal, ada lebih dari 60 tim yang mengumpulkan jawaban atas case yang diberikan, dimana tim tersebut dieliminasi menjadi 6 tim yang berasal dari UI (2 tim), UPH (2 tim), Prasetiya Mulya (1 tim), dan SBM ITB (1 tim). Jurusan dari masing-masing universitas berbeda-beda, namun kebanyakan dari jurusan Manajemen dan Ilmu Ekonomi.

Seluruh finalis memiliki kekuatan yang seimbang. Seluruh peserta sudah disaring dan dipilih yang terbaik oleh HSBC. Lebih lanjut, seluruh peserta berasal dari universitas-universitas terbaik di Indonesia dan memiliki mentor yang bagus. Sehingga ketika bertanding mereka semua memiliki kekuatan yang sama dan harus dihadapi dengan maksimal.

Kompetisi ini mengaplikasikan secara langsung pelajaran-pelajaran yang didapat di SBM mulai dari Marketing, Technology & Operations, Finance, HR, hingga Strategic Management. Selain itu, orang-orang yang mereka temui di Grand Finals (baik dari finalis maupun juri) juga memberikan input berharga bagi Tim Pacifist, hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi Tim Pasifist, mereka sangat senang mengikuti kompetisi ini, dan sangat menganjurkan bagi teman-teman lain untuk mengikuti kompetisi ini dan kompetisi lainnya di tahun depan.

Mendengar dari komentar juri dan kontestan lain, salah satu kelebihan Tim Pacifist ialah dapat bekerjasama dengan baik. Lewat drilling case yang dikerjakan sebelumnya, Tim Pacifist menjadi tahu siapa yang menguasai bagian apa dan karakteristik kerja dari masing-masing orang. Hal ini membuat mereka mengerjakan soal dengan lebih tenang dan sedikit konflik sehingga dapat fokus kepada jawaban dibandingkan diskusi. Hal ini juga mereka capai dengan saran dari Bapak Budi dan Ibu Atik.

Untuk teman-teman yang mengikuti lomba sejenis, pesan dari Tim Pacifist ialah persiapkan semaksimal mungkin namun tetap jaga kesehatan (hal ini sangat penting!). Pada hari H, lakukan semaksimal mungkin, berdoa, dan serahkan semuanya kepada Tuhan.***(IM)