Sesi Mentoring Industri yang diadakan oleh The Greater Hub pada Jumat lalu (19/5), mengangkat topik berjudul “Due Diligence and Term Sheet Hacks,” yang dibawakan oleh Richie Wirjan, seorang Executive Vice President dari Kejora Capital.

Dalam sesi mentoring tersebut, Richie Wirjan berbagi pengalaman kerjanya di Kejora Capital dan mengungkapkan keprihatinannya terhadap sebagian startup yang terlalu mengemis dana saat melakukan pitching kepada investor. Menurutnya, dalam pitching, seharusnya startup tersebut lebih fokus untuk menunjukkan bahwa produk atau layanan yang mereka tawarkan memiliki nilai dan potensi yang menarik bagi investor.

Richie Wirjan menceritakan bahwa beberapa startup bahkan berhasil mendapatkan investasi meskipun mereka tidak dalam keadaan membutuhkan dana secara mendesak. Investor justru tertarik dan berinisiatif untuk membantu membesarkan startup tersebut. Hal ini menunjukkan pentingnya mengubah perspektif dari mentalitas pengemis menjadi menciptakan situasi di mana investor tertarik dan berusaha mengejar startup.

“Mentalitas ngemis itu jelek, kita harus ubah perspektifnya,” ujar Richie Wirjan dengan tegas, menekankan pentingnya mengubah cara pandang dalam mempresentasikan startup kepada investor.

Selanjutnya, Richie Wirjan membagikan beberapa aturan (rules) yang harus diterapkan agar sebuah startup menarik minat investor. Salah satu aturan yang ditekankan adalah “rule of one”.

Menurutnya, sebuah startup tidak perlu berusaha menyelesaikan banyak hal sekaligus, melainkan harus fokus pada satu masalah yang ingin diselesaikan, satu kelompok pelanggan, satu produk yang tepat, satu fitur yang menonjol, dan satu aliran pendapatan yang jelas. Dengan mengikuti aturan ini, startup telah mengambil langkah awal yang kuat dalam menarik perhatian investor.

Selain itu, Richie Wirjan juga membagikan beberapa tanda bahaya (red flag) yang dapat dilihat oleh investor dalam sebuah startup. Pertama, keberadaan co-founder yang hanya bekerja paruh waktu menunjukkan bahwa mereka tidak mau mengambil risiko penuh untuk mendukung pertumbuhan startup. Ini juga dapat memunculkan keraguan pada investor terkait komitmen dan dedikasi para co-founder terhadap proyek tersebut. 

Selanjutnya, terlalu banyak co-founder dengan posisi dan tugas yang tidak jelas juga menjadi tanda bahaya. Richie Wirjan menyarankan agar jumlah co-founder tidak melebihi lima orang atau bahkan cukup dua orang saja. 

Terakhir, takut untuk melakukan tindakan juga dapat menjadi pertanda buruk dalam mata investor. Jarak antara perencanaan dan eksekusi yang terlalu lama, atau bahkan ketidaksiapan dalam mewujudkan rencana saat melakukan pitching, dapat meragukan kemampuan tim dalam mengambil tindakan yang tepat.

tepat.

sesi mentoring bersama Richie Wirjan
Kontributor: Anggi Nurdiani, Manajemen 2024