Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan M. Ade Sulchi, mengatakan sebagian besar perempuan Indonesia yang bergelut di dunia wirausaha masih menghadapi tantangan berat. Mengutip data Badan Pusat Statistik, 64 persen pelaku usaha di Indonesia pada 2023 adalah perempuan. Namun sebagian besar masih berada di sektor mikro dan informal.  

Ade memaparkan tantangan pengusaha perempuan tersebut saat menjadi pembicara talkshow “Eksistensi Kepemimpinan Perempuan bagi Ekonomi Berkelanjutan Indonesia” yang digelar oleh 
Program Magister SBM ITB di Bandung pada Selasa (10/6). 

Ade menyoroti sejumlah tantangan utama yang dihadapi perempuan dalam berwirausaha. Mulai dari keterbatasan akses pembiayaan dan pelatihan, beban tanggung jawab ganda, hingga kendala sosial dan budaya yang membatasi ruang gerak perempuan untuk berkembang.

Selain Ade, talkshow tersebut juga menghadirkan Direktur NN Group Vina Cristyn Ferani, yang juga Ketua DPRD Kabupaten Belitung, serta  pengajar SBM ITB Hary Febriansyah dan pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan lainnya.

“Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan dosen UNPAS, yang bertujuan membangun sinergi antara universitas-universitas di Bandung dengan para praktisi dan pihak legislatif,” ujar Hary Febriansyah. 

Sementara itu, Vina dalam sesi talkshow tersebut menceritakan pengalamannya menjadi pebisnis perempuan. Cerita bisnis Vina dimulai setelah dirinya lulus dari S1 Akuntansi pada tahun 2000. Setelah lulus Vina kembali ke Belitung untuk membantu usaha orang tuanya di pasar.

“Di sinilah saya banyak belajar mengenai apa kebutuhan masyarakat secara riil, mengetahui apa produk yang selalu menjadi minat masyarakat, yaitu snack kemasan,” ujar Vina.

Dengan modal awal Rp100 juta, Vina membangun bisnis retail dan menjalankan penjualan secara mandiri. Seiring waktu, usahanya berkembang ke kategori kebutuhan harian. 

Pada 2011, Vina mendirikan toko ritel sendiri bernama Babelmart, yang kini memiliki delapan cabang. Vina juga merambah sektor FMCG dan otomotif. Pada 2020 dinobatkan sebagai Pengusaha Cukai Terbaik.

“Pelaku usaha lokal membangkitkan ekonomi negara, dan ketika ekonomi bangkit maka masyarakat akan sejahtera,” tegas Vina.

Dorongan untuk berkontribusi lebih besar membuat Vina terjun ke dunia politik, dengan visi menjadikan Belitung sebagai daerah berdaya saing melalui sinergi antara dunia usaha dan kebijakan publik. Vina pun terpilih sebagai Ketua DPRD untuk periode 2024–2029. 

Dalam perannya sebagai legislator, Vina turut menyoroti tantangan perempuan dalam dunia politik. Ia menilai bahwa regulasi seperti UU No. 17 Tahun 2017 yang mewajibkan minimal 30% keterwakilan perempuan sangat penting untuk mendorong partisipasi. 

“Banyak dari masyarakat yang merasa perempuan kurang compatible untuk dunia politik yang keras,” katanya.

Adapun untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan di dunia bisnis, para pembicara sepakat agar pemerintah dapat hadir dengan berbagai program dukungan. Mulai dari pembiayaan seperti KUR dan UMi, hingga pelatihan kewirausahaan serta peningkatan keterampilan digital yang ditujukan khusus bagi perempuan pelaku usaha.

Kontributor: Hansen Marciano, Manajemen 2025