SBM ITB bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jakbar) menggelar Bootcamp Entrepreneurship Creative Learning di Bandung pada Jumat (11/7). Kegiatan ini merupakan pelatihan intensif berbasis praktik langsung (hands-on) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mengajarkan kewirausahaan dengan pendekatan kreatif, aplikatif, dan menyenangkan.
Program berlangsung selama dua hari (11–12/7) di Gedung MBA ITB Bandung. Bootcamp ini dirancang untuk membekali para guru dengan keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan tuntutan dunia pendidikan dan dunia usaha yang terus berkembang. Sebanyak 44 guru SMK dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat mengikuti hari pertama kegiatan ini.
Kepala Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Edy Purwanto berharap para guru bisa menjadi penggerak yang menumbuhkan semangat wirausaha di sekolah, agar lulusan SMK tidak hanya menjadi pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja.
Sementara itu, Kepala Big Data and Business Analytics Laboratory SBM ITB Manahan Siallagan menekankan pentingnya perspektif global dalam pengajaran, terutama di era dunia tanpa batas. Menurutnya, guru harus bisa mengakses dan menerapkan pengetahuan global dalam konteks lokal, sekaligus mendorong inovasi di sekolah.
Bootcamp hari pertama menghadirkan dua sesi utama Prof. Dr. Markus Ammann dari Innsbruck University, Austria menyampaikan modul pertama berjudul “Building 21st Century Skills for Gen Z”. Ia membahas bagaimana pendidikan vokasi bisa mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang terus berubah.
Ia memperkenalkan kerangka keterampilan abad ke-21, seperti critical thinking, creativity, communication, collaboration, dan literasi digital. Ia juga menekankan pentingnya magang sebagai pengalaman belajar yang idealnya seimbang antara bekerja dan belajar, bukan sekadar menjadi tenaga tambahan di perusahaan.
Modul kedua, “Solusi Kreatif dengan Design Thinking”, dibawakan oleh R. Bayuningrat Hardjakaprabon. Dalam sesi ini, peserta dikenalkan dengan metode design thinking yang terdiri dari lima langkah utama: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Pendekatan ini digunakan untuk menemukan solusi yang relevan dan berpusat pada kebutuhan manusia.
Pada sesi “Mini Design Sprint”, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan diajak melakukan observasi langsung di lingkungan sekitar kampus ITB sebagai bagian dari tahap empathize. Dari hasil pengamatan tersebut, peserta menyusun Empathy Maps untuk menggambarkan kebutuhan, perasaan, dan tantangan yang dialami target pengguna.
Sukiman, guru SMK Negeri 1 Susukan, Cirebon, menyampaikan kesan positifnya terhadap program ini. Ia merasa pelatihan ini memperkaya wawasan serta meningkatkan kemampuannya dalam mengajarkan kewirausahaan kepada para siswa. Menurutnya, konsep 4C yaitu Critical Thinking, Creativity, Communication, dan Collaboration yang disampaikan oleh Prof. Dr. Markus Ammann akan menjadi fondasi utama dalam proses pembelajaran, terutama dalam mendorong aspek komunikasi dan kreativitas siswa.
Bootcamp Entrepreneurship Creative Learning bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah nyata membangun ekosistem kewirausahaan yang kontekstual dan inovatif di lingkungan SMK. Dengan kolaborasi antara SBM ITB dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tangguh, adaptif, dan siap menjadi wirausahawan masa depan.