SBM ITB menyambut beberapa merek ternama ke Idealogy 2025 di Auditorium Lantai 2, Kampus SBM ITB, Bandung (12 September). Acara ini menghadirkan pengalaman industri bagi dunia akademik.
Sonny Rustiadi, Kepala Program Studi S1 Kewirausahaan SBM ITB, meresmikan Idealogy 2025 yang bertema "New Media in Action", yang mencerminkan pentingnya narasi digital dalam menghadirkan pengalaman pelanggan. Acara ini dimeriahkan oleh para hustler/marketer (mahasiswa SBM) dan "hipster" (desainer dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB) yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang pemasaran imersif.
Program ini dimulai dengan kehadiran UNIQLO, yang menyoroti filosofi LifeWear dan peran toko sebagai titik kontak pertama dengan pelanggan. Setiap toko UNIQLO dirancang untuk mencerminkan budaya dan komitmen mendalam terhadap pengalaman pelanggan.
UNIQLO kemudian menantang para peserta: Bagaimana UNIQLO dapat memposisikan dirinya sebagai pilihan fesyen yang paling diminati oleh generasi pelanggan Indonesia berikutnya? Pertanyaan ini akan dijawab oleh para peserta yang menggabungkan kreativitas dan strategi pemasaran.
Sesi kedua dibawakan oleh Seed Motion, sebuah agensi kreatif yang berkolaborasi dengan berbagai merek ternama, termasuk Hyundai, Tahilalats, Netflix, dan Kopi Djago. Sesi yang bertema "Immersive Storytelling: How to Create Memorable Experiences through Movement and Narrative" ini mendemonstrasikan bagaimana cerita dapat memengaruhi perilaku.
Seed Motion mempresentasikan karya mereka pada kampanye Less Sugar dari Ultra Milk, yang ditujukan kepada pelanggan Gen Z. Seed Motion mengembangkan beberapa karakter dengan narasi yang relevan dan lucu.
Prosesnya melibatkan beberapa langkah, mulai dari penganggaran dan pendefinisian karakter hingga pengembangan storyboard. Keberhasilan kampanye diukur melalui keterlibatan media sosial dan respons konsumen, yang menunjukkan efektivitas kampanye imersif dalam membangun loyalitas konsumen.
Presentasi terakhir disampaikan oleh Arafura Media Design, sebuah studio multimedia yang berbasis di Bandung. Arafura menggambarkan dirinya sebagai ruang bermain yang menghubungkan manusia, sumber daya, dan pemangku kepentingan. Desain didefinisikan sebagai alat untuk mengomunikasikan cerita kepada audiens di berbagai platform.
Arafura telah sukses mempresentasikan karya mereka di berbagai platform, mulai dari pemetaan proyeksi di Galeri Nasional Singapura hingga pameran Nyala di Galeri Nasional Indonesia. Arafura juga berkolaborasi dengan musisi Efek Rumah Kaca, yang desainnya sangat memengaruhi pengalaman konser berskala besar.
Idealogy 2025 pada akhirnya menekankan bagaimana kolaborasi antara disiplin bisnis dan kreatif dapat membuka peluang baru dalam pemasaran dan narasi. Acara ini menunjukkan komitmen SBM ITB untuk mendorong pembelajaran multidisiplin dan mempersiapkan peserta untuk berkembang pesat di lanskap digital yang terus berkembang.

