Berita

Swiss Innovation Challenge Asia 2025: Aplikasi skrining kanker menang juara pertama

September 29, 2025

Malam Pitch Final dan Penganugerahan Swiss Innovation Challenge Asia 2025 resmi berlangsung di SBM ITB pada hari Jumat (26 September). Acara ini merupakan kolaborasi antara SBM ITB dan Fachhochschule Nordwestschweiz (FHNW), Swiss, yang bertujuan untuk mendukung pengembangan solusi inovatif guna mengatasi berbagai tantangan lokal dan global. Kompetisi internasional ini menyediakan platform bagi perusahaan, organisasi nirlaba, startup, dan individu untuk menyalurkan ide-ide kreatif mereka menjadi inovasi yang aplikatif dan berdampak.

Acara dibuka dengan sambutan dari Togar Mangihut Simatupang, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Teknologi, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan Swiss Innovation Challenge di Indonesia. Beliau menyatakan bahwa kompetisi ini menyediakan akses bagi mahasiswa dan inovator dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berpartisipasi dalam platform inovasi global.

Menurutnya, acara ini mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap permasalahan nyata di tingkat lokal dan mengubah ide menjadi solusi konkret. Ia juga menekankan bahwa Swiss dikenal sebagai salah satu negara paling inovatif di dunia, dan kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong inovator Indonesia untuk berekspansi ke pasar internasional.

Swiss Innovation Challenge Asia dirancang dalam tiga tahap: pengajuan deskripsi inovasi, pengembangan rencana bisnis, dan perencanaan implementasi. Fokus utama kompetisi ini adalah pengembangan proses, produk, model bisnis, dan praktik manajemen. Tujuannya adalah untuk mendorong komersialisasi inovasi, mendukung bakat wirausaha, dan memperkuat ekosistem inovasi di kawasan ini.

Leo Aldianto, dari Komite Pengarah Internasional Swiss Innovation Challenge Asia 2025, menjelaskan bahwa program ini merupakan kolaborasi internasional antara FHNW dan beberapa universitas di Asia, termasuk Malaysia, Jepang, dan Vietnam. Ia mengatakan bahwa kompetisi ini berfungsi sebagai platform untuk membawa ide-ide inovatif ke tahap komersialisasi. Ia juga menekankan bahwa inovasi dari Indonesia memiliki potensi besar untuk memberikan dampak, baik secara nasional maupun global.

Proses seleksi dari semifinal hingga final melibatkan dewan juri yang terdiri dari akademisi, praktisi industri, dan wirausahawan. Di antaranya adalah Prawira Fajarindra (Belgia); Stefan Philippi; Prof. Dr. Arie Hans Verkuil; Dr. Leo Aldianto; Nadya Saib; Dohar Bob Silumorang; dan Dr. Dpl. Ing. Mulyadi Sinung Harjono (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Dari hasil pitch akhir, tiga tim terpilih sebagai pemenang. Juara pertama diraih oleh tim HerLens berkat aplikasi yang memungkinkan dokter dan bidan untuk melakukan skrining kanker serviks hanya menggunakan ponsel pintar.

Solusi ini diklaim praktis, terjangkau, dan akurat, terutama untuk wilayah dengan sumber daya terbatas. Andini, Chief Product Officer HerLens, menyatakan bahwa pencapaian ini membuka peluang untuk memperluas jangkauan inovasi mereka ke pasar global. HerLens akan mewakili Indonesia dalam sesi pitching di Swiss, bersama para pemenang dari Malaysia dan Vietnam.

Juara kedua diraih oleh tim Teknologi Penangkapan Karbon Berbasis Mikroalga di SP Subang, yang mempresentasikan teknologi penangkapan karbon inovatif berbasis mikroalga mereka. Teknologi ini dapat menyerap emisi CO₂ dari industri sekaligus menghasilkan biomassa yang bernilai ekonomis. Tim menyatakan bahwa solusi ini merupakan langkah konkret dalam mengatasi krisis iklim dan peluang untuk memperluas jangkauan inovasi Indonesia di tingkat regional dan internasional.

Sementara itu, juara ketiga diraih oleh tim Pompa Energi Terbarukan untuk Pertanian, yang mengembangkan pompa air bertenaga surya untuk membantu petani kecil mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar diesel. Perwakilan tim menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah memberdayakan petani dan mendukung ketahanan pangan nasional sebelum memperluas jangkauan mereka ke pasar global.

Keberhasilan ketiga tim ini dianggap sebagai bukti bahwa inovator Indonesia mampu memberikan solusi nyata atas tantangan global sekaligus menciptakan dampak sosial yang positif. Dengan dukungan FHNW Swiss dan berbagai mitra, kompetisi ini diharapkan dapat terus memupuk ide-ide kreatif, memperkuat ekosistem inovasi, dan menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berprestasi di kancah global.

Ditulis oleh Reporter Mahasiswa (Lavena Laduri, MBA YP 2024)

Kegiatan
Oktober 23, 2025
WhatsApp Gambar 2025-10-22 di 14.32.49