Industri kreatif sekarang menjadi ujung tombak bagi suatu negara untuk meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) mereka kedepannya. Indonesia pun punya peluang meningkatkan PDB-nya dengan memperkuat industri kreatifnya. Namun dari sekian banyak daerah di Indonesia, hanya beberapa saja yang dapat memaksimalkan potensi industri kreatifnya lewat pariwisata.
Guna menjawab masalah tersebut, Achmad Ghazali, dosen SBM ITB dari kelompok keahlian People and Knowledge Management menerbitkan buku berjudul “Pengembangan Pariwisata dan UMKM Berbasis Pengetahuan di Era Digital”. Buku ini dapat menjadi pedoman bagi orang-orang yang ingin mengembangkan pariwisata mereka.
Menurut Ghazali, tantangan utama dalam mengembangkan pariwisata lokal bukan hanya soal infrastruktur atau promosi, namun juga soal kapasitas intelektual dan pemanfaatan teknologi. Buku ini hadir sebagai panduan strategis agar pelaku UMKM dan pengelola pariwisata dapat memanfaatkan potensi lokal mereka secara lebih optimal, terutama dengan pendekatan berbasis pengetahuan dan inovasi digital.
Ghazali mengatakan, buku tersebut ditulis berdasarkan pengalamannya selama pengabdian masyarakat saat di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dari kegiatan itu, ia melihat ada potensi yang bisa dikembangkan bagi wilayah tersebut, tetapi masih terkendala dalam hal pengetahuan. Sehingga, masalah-masalah tersebut ia tangkap dan diangkat dalam buku ini.
“Industri kreatif itu kontribusinya di GDP Indonesia sekitar 9-10%. Ini bisa ditingkatkan lagi,” kata Ghazali pada 23 April.
Ghazali menambahkan bahwa sinergi antara pelaku lokal, akademisi, dan pemerintah menjadi penting agar transformasi digital tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar memberikan dampak sosial dan ekonomi pada pariwisata lokal. Menjelajahi konsep dari pengembangan pariwisata, buku tersebut mendiskusikan bagaimana pola berpikir yang diajarkan mampu mengubah sistem yang awalnya pasif menjadi aktif, seakan mendapatkan sebuah energi yang siap memajukan dan mengembangkan wilayah setempat.
Dengan ciri khas gaya bahasa yang mudah dipahami, buku ini dapat menjadi referensi tidak hanya bagi akademisi dan pemerintah, tetapi juga masyarakat umum. Terutama mereka yang punya ide kreatif dan semangat yang membara dalam menggerakkan sektor khususnya pariwisata dan UMKM.
“Inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi tentang bagaimana pengetahuan lokal bisa diterapkan menjadi keunggulan kompetitif secara tepat dan tanggap,” kata Ghazali.