Dalam dunia bisnis, menciptakan nilai bagi pemegang saham merupakan salah satu tujuan utama perusahaan. Nilai pemegang saham mengacu pada nilai yang diberikan kepada pemilik ekuitas (pemegang saham) melalui kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba, membayar dividen, dan menaikkan harga saham dari waktu ke waktu. PT Bukit Asam (PTBA), salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, memberikan contoh nyata tentang bagaimana perusahaan mengelola aspek penting dari strategi korporasi ini.

Hadir di hadapan mahasiswa SBM ITB pada Kamis (24/4), Direktur Sumber Daya Manusia dan Pelaksana Direktur Keuangan PT Bukit Asam (PTBA), Suherman, mengatakan pendekatan PTBA terhadap penciptaan nilai berkelanjutan melampaui sekadar penambangan batu bara, dengan menerapkan strategi komprehensif di berbagai sektor. Dalam sektor pertambangan, PTBA fokus pada pengelolaan cadangan, peningkatan kapasitas produksi, serta penerapan inisiatif dekarbonisasi, digitalisasi, dan efisiensi operasional. 

Pada sektor hilir, energi, dan utilitas, perusahaan mengembangkan produk turunan batu bara, membangun pembangkit listrik tenaga batu bara ramah lingkungan, serta memperluas bisnis ke energi terbarukan. Di bidang logistik, infrastruktur, dan perdagangan, PTBA mengoptimalkan transportasi batu bara, membangun infrastruktur, dan mendiversifikasi segmen pasar. Selain itu, melalui inisiatif bisnis hijau, perusahaan mengembangkan bisnis pengelolaan karbon, mendorong peningkatan daur hidup produk, serta mendukung solusi ramah lingkungan.

Menurut Suherman, PT Bukit Asam (PTBA) memiliki lima tujuan utama dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham. Pertama, perusahaan fokus pada peningkatan profitabilitas, yang ditandai dengan peningkatan laba dan tercermin melalui indikator Return on Equity (ROE), Return on Invested Capital (ROIC), serta margin keuntungan. Kedua, PTBA mengejar pertumbuhan dengan mengembangkan dan mendirikan anak perusahaan yang turut berkontribusi pada pertumbuhan induk perusahaan, diukur melalui indikator pendapatan dan pangsa pasar. 

Ketiga, memastikan keberlangsungan bisnis (going concern) untuk menjaga keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Keempat, manajemen risiko menjadi fokus penting, terutama dalam mengawasi investasi yang dijalankan perusahaan guna melindungi nilai perusahaan. Terakhir, berkomitmen untuk menjaga arus kas yang sehat, dengan indikator seperti Free Cash Flow (FCF), Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA), dan Dividend Yield.

Perjalanan PTBA mengajarkan kita sebuah pelajaran penting tentang penciptaan nilai pemegang saham: bukan hanya soal memaksimalkan laba atau dividen saat ini, melainkan juga tentang membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan untuk masa depan. Dengan menyeimbangkan kinerja keuangan dan tanggung jawab lingkungan dan sosial, PTBA menunjukkan bahwa perusahaan dapat tumbuh dan berkembang sambil memberikan dampak positif bagi dunia.

Kontributor: Lavena Laduri, MBA YP 2024