Mahasiswa Kewirausahaan SBM ITB angkatan 2025 berkesempatan mengunjungi AVS Simulator, pionir solusi pelatihan berbasis simulator, di Bandung pada Senin (19/5). Kunjungan industri tersebut merupakan bagian dari mata kuliah New Product Development. Kedatangan mahasiswa disambut langsung oleh Asep Winara, Chief Financial Officer AVS.
AVS Simulator adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan simulator pelatihan berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Virtual Reality (VR). Fokus utamanya adalah menciptakan solusi pelatihan yang realistis, aman, dan efisien untuk berbagai sektor seperti pertahanan, kesehatan, pertambangan, transportasi, dan maritim.
“AVS hadir untuk menjawab tantangan pelatihan modern,” ujar Asep dalam pemaparannya. “Kami melihat adanya kebutuhan besar untuk lingkungan pelatihan yang aman, hemat biaya, namun tetap efektif dalam membangun keterampilan.”
Melalui pendekatan simulasi imersif, AVS memberikan alternatif nyata bagi institusi atau perusahaan yang ingin meningkatkan kompetensi sumber daya manusia tanpa harus mempertaruhkan risiko keselamatan ataupun biaya tinggi seperti pada pelatihan konvensional. Dengan menggabungkan VR berbasis Unity 3D, perangkat keras fisik, dan sistem umpan balik real-time, AVS mampu menciptakan Minimum Viable Product (MVP) yang tidak hanya presisi secara teknis, tetapi juga akurat secara medis melalui kolaborasi dengan para pakar (Subject Matter Experts).
Saat ini, kata Asep, AVS aktif menjalin kemitraan strategis dengan rumah sakit, institusi pendidikan, dan pemerintah daerah untuk membangun ekosistem pelatihan berbasis simulasi. Sementara secara global, AVS menyesuaikan arah bisnisnya dengan tren industri.
Pasar simulator diprediksi terus tumbuh, terutama di sektor-sektor berisiko tinggi seperti penerbangan dan kesehatan. Permintaan global paling besar berasal dari sektor pertahanan, penerbangan, dan kesehatan—yang semuanya memiliki karakteristik pelatihan berisiko tinggi dan memerlukan akurasi tinggi.
AVS Simulator memberikan contoh konkret bagaimana perusahaan lokal mampu merancang solusi teknologi tinggi dengan standar global. Keberhasilan produk tidak hanya ditentukan oleh inovasi, tetapi juga oleh kemampuan membaca tren pasar, memahami kebutuhan pengguna, dan membangun kolaborasi yang berkelanjutan.