Professor Yos Sunitiyoso, S.T., M.Eng., Ph.D., dosen SBM ITB yang juga ahli di bidang Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategis (KK DMSN), sukses melaksanakan orasi ilmiahnya dengan tema “Keputusan dalam Ketidakpastian: Perencanaan Skenario dan Permodelan Sistem.”
Saat ini, Prof. Yos juga menjabat sebagai Direktur Hilirisasi & Kemitraan di Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Sebagai akademisi, ia telah menulis lebih dari 50 artikel yang terindeks Scopus dengan H-index 13 dan SINTA 20. Atas kontribusinya, ia menerima penghargaan ITB untuk kategori Penelitian dan Karya Inovatif pada tahun 2024.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Yos mengajak para hadirin untuk merenungkan pentingnya berpikir sistematis dalam menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian.
“Dalam mengambil keputusan bisnis, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Yang pertama, bagaimana melakukan hal yang benar. Dan yang kedua, melakukan hal dengan benar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pendekatan systemic thinking untuk memahami kompleksitas masalah secara menyeluruh. Ia menjelaskan bahwa systemic thinking memiliki tiga fungsi utama: synthesis, analysis, dan inquiry.
“Inquiry adalah ketika kita mengidentifikasi titik-titik pengungkit dan mengembangkan intervensi melalui investigasi sistematik. Dalam orasi ini, saya menjelaskan dua pendekatan utama dalam inquiry, yaitu scenario planning dan dynamic modelling,” jelasnya.
Dalam pendekatan scenario planning, Prof. Yos merujuk pada Future Cone Framework untuk mendeteksi berbagai sinyal masa depan dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. Ia memberikan contoh riset berjudul “Anticipating the Future of Capital Market and Investment Climate in Indonesia: A Scenario Personarrative Approach”, yang mempertimbangkan faktor eksternal seperti peran regulator dan perilaku investor.
Sementara dalam metode dynamic modelling, ia memaparkan bagaimana pemodelan dan simulasi dapat membantu pengambil keputusan melihat iterasi permasalahan secara cepat, hemat biaya, dan minim risiko.
“Pemodelan adalah proses menghasilkan representasi dari ‘konstruksi’ dan ‘kerja’ suatu sistem yang diinginkan. Sedangkan simulasi adalah peniruan pengoperasian proses atau sistem dunia nyata dari waktu ke waktu,” terangnya.
Contoh penerapan nyata metode ini ditunjukkan lewat riset “Port Performance Factors and Their Interactions: A Systems Thinking Approach”, yang menganalisis skenario keputusan investasi pada pelabuhan.
Hasilnya menunjukkan bahwa investasi terhadap infrastruktur dan sistem layanan pelabuhan (I&SS) merupakan faktor paling krusial dalam meningkatkan kinerja pelabuhan, dengan penurunan signifikan pada dwelling time dan ship build-ups.
Menutup orasinya, Prof. Yos menyampaikan bahwa pengambilan keputusan merupakan aspek krusial dalam menentukan keberhasilan jangka pendek maupun panjang suatu organisasi. Fokus tidak hanya diberikan pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pengambilan keputusan yang sistemik dan strategis.
Selain itu, perencanaan skenario serta pemodelan dan simulasi terbukti menjadi pendekatan yang efektif dalam menghadapi ketidakpastian. Melalui penerapan nyata dari pendekatan tersebut, organisasi dapat mengidentifikasi risiko dan peluang secara holistik, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas keputusan dan ketahanan organisasi.
Di akhir orasi, Prof. Yos menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga, Kemdikbudristek, ITB, tim rekomendasi guru besar, KK DMSN, para dosen SBM ITB, serta seluruh mitra dan kolega yang telah mendukung perjalanannya sebagai akademisi dan peneliti.