SBM ITB, melalui tim Big Data and Business Analytics Laboratory bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) membuka bootcamp Data Detective untuk Siswa SMK pada Sabtu (19/7). Bootcamp ini bertujuan untuk membekali siswa SMK dengan keterampilan menganalisis data penjualan dan tren pasar, merancang perencanaan keuangan berbasis data, serta membuat dashboard penjualan menggunakan Google Sheets dan Looker Studio. 

Kepala Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Edy Purwanto, dalam sambutannya menekankan pentingnya pembelajaran kontekstual berbasis data dalam membangun ekosistem belajar yang berdaya saing. Program “Data Detective” dirancang untuk membentuk pola pikir berbasis data dan pengambilan keputusan berbasis bukti nyata. Dengan keterampilan ini, siswa diharapkan mampu mengenali potensi usaha lokal dan mengembangkan kolaborasi dengan UMKM, komunitas kreatif, koperasi, hingga pemerintah desa.  

Sementara itu, Kepala Big Data and Business Analytics Laboratory SBM ITB Manahan Siallagan menekankan bahwa keterampilan data saat ini sangat dibutuhkan, baik untuk proses magang maupun persiapan kerja. Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya memberikan pemahaman tentang cara mengelola dan memvisualisasikan data, tetapi juga membuka wawasan siswa tentang bagaimana data dapat memberikan insight berharga bagi pengambilan keputusan bisnis. 

Pada hari pertama bootcamp, siswa SMK mengikuti sesi pelatihan bertema “Menganalisis Tren dan Permintaan Pasar untuk Produk Kreatif” yang difasilitasi oleh Mutia Ulfi. Sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep tren pasar, pentingnya membaca tren dalam dunia usaha UMKM, serta bagaimana mencari data tren secara sederhana menggunakan tools digital berbasis cloud. Contoh tren yang dikenalkan mencakup makanan viral seperti croffle dan dalgona coffee, tren fashion seperti oversized hoodie dan tote bag kanvas, hingga produk kerajinan lokal seperti tas rotan Bali dan ecoprint.

Peserta akan diajak untuk memahami alasan pentingnya membaca tren, yakni untuk menyesuaikan produk dengan minat pasar, meningkatkan peluang penjualan, menghindari kelebihan stok, serta merancang strategi pemasaran yang tepat sasaran. Beberapa metode yang diperkenalkan antara lain survei konsumen, pencarian data tren pasar melalui Google Trends, hashtag di Instagram, dan fitur insights di marketplace. 

Siswa juga dikenalkan dengan alat analisis berbasis cloud seperti Google Sheets untuk membuat laporan penjualan dan grafik omzet, serta Looker Studio untuk membuat dashboard visual yang menarik dan mudah dibaca. Kelebihan tools berbasis cloud ini terletak pada kemudahannya diakses dari mana saja tanpa memerlukan instalasi perangkat lunak berat, serta sangat cocok digunakan oleh UMKM dengan data yang masih sederhana.

Sebagai bagian dari praktik, para siswa melakukan kegiatan langsung melalui sesi Zoom interaktif, di mana mereka diminta untuk mencari kata kunci tren lewat Google Trends, yang potensial untuk dikembangkan menjadi ide usaha. Kegiatan ini dirancang untuk melatih kepekaan siswa terhadap perubahan minat pasar dan memperkuat keterampilan analisis data yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia usaha saat ini.

Di akhir pelatihan nanti, para peserta akan menerima sertifikat yang dapat digunakan sebagai nilai tambah dalam melamar kerja maupun mengikuti program magang. SBM ITB dan Disdik Jabar berharap program ini mampu mencetak pelajar SMK yang unggul secara digital, adaptif terhadap perubahan, dan siap menjadi pelaku usaha muda berbasis data dan budaya.

Kontributor: Lavena Laduri, MBA YP 2024