Sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya di SBM ITB, Prof. Donald Crestofel Lantu, S.T., M.B.A., Ph.D., telah menempuh perjalanan panjang yang dinamis. Dari awal yang tidak direncanakan hingga akhirnya meraih gelar guru besar di bidang Business Leadership, perjalanan hidup Prof. Donald adalah contoh dari ketekunan, kesempatan yang dimanfaatkan, dan keberanian untuk beradaptasi dengan perubahan. Selain menjadi akademisi dan investor di bursa saham, Prof. Donald juga dikenal sebagai penggemar sepak bola sejati, khususnya tim Liverpool FC, yang menunjukkan dedikasi dan semangat pantang menyerah dalam berbagai aspek kehidupannya.
Dari Balikpapan ke Bandung Mencapai Tujuan melalui Kesempatan yang Tak Terduga
Lahir dan besar di Balikpapan, Prof. Donald menghabiskan masa kecilnya di kota minyak. “Saya sekolah di SD & SMP KPS, sekolah khusus anak-anak karyawan perusahaan minyak,” kenangnya. Saat beranjak remaja, kesempatan untuk merantau muncul melalui ajakan bibi yang tinggal di Bandung, menawarkan untuk melanjutkan pendidikan ke SMAN 3 Bdg agar lebih besar peluangnya masuk ke ITB.
Sejak kecil Prof. Donald lebih unggul di bidang matematika, fisika, dan kimia. “Saya tidak pandai menggambar, jadi saya mencari jurusan di ITB yang tidak ada gambarnya. Saya memilih Teknik Industri,” eh ternyata ada gambar mesin dong,” ungkapnya. Setelah lulus dari ITB, ia sempat bekerja beberapa tahun di Jakarta, namun merasa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
Prof. Donald memutuskan untuk kembali ke kampus untuk mengambil MBA ITB, bersamaan saat SBM ITB baru berdiri di 2003. Saat lulus Prof. Donald tidak ada rencana untuk menjadi dosen, tetapi diajak bergabung ke SBM oleh Prof. Jann Hidajat, salah satu pendiri SBM ITB. “Niatnya saya hanya mengisi waktu selama tiga bulan sambil melamar kerja untuk menjadi konsultan, tapi ternyata saya sangat menikmati proses mengajar dan berinteraksi dengan mahasiswa,” ujarnya.
Pengalaman mengajar mengubah hidupnya. Prof. Donald menyadari bahwa mengajar adalah passion-nya. “Saya menikmati proses menyiapkan dan delivery materi, juga kepuasan didapat saat mahasiswa antusias belajar, paham, dan berkembang,” kata Prof. Donald yang akhirnya memutuskan untuk berkarir di dunia pendidikan. Kini, lebih dari 21 tahun kemudian, Prof. Donald telah memegang berbagai posisi strategis di SBM ITB, termasuk Ketua Center, Ketua KK, dan kini Wakil Dekan Bidang Sumber Daya.
Prof. Donald mendapatkan gelar S3 dari Massey University, New Zealand, dari 2008 hingga 2012. Setelah kembali ke Indonesia, ia terlibat dalam berbagai penugasan di SBM ITB. “Selama 21 tahun di SBM, saya merasa bahwa SBM terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan di Indonesia,” katanya. Sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Prof. Donald berkomitmen untuk menjadikan SBM ITB sebagai institusi yang tidak hanya berorientasi pada ranking internasional, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi mahasiswa, industri dan masyarakat luas. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu bertransformasi menjadi pemimpin bisnis yang handal, berintegritas, dan berdampak”.
Dari Perjuangan Keluarga Menuju Financial Freedom melalui Investasi
Selain berkarier di dunia pendidikan, Prof. Donald juga dikenal luas sebagai investor saham. Perkenalan pertama dengan dunia saham terjadi pada tahun 2015, ketika ayahnya didiagnosis kanker. “Ayah saya sakit keras, dan saya ingin memberikan pengobatan terbaik. Saya menyadari bahwa untuk itu, saya perlu memperkuat kondisi finansial saya,” jelasnya.
Dari keinginan tersebut, Prof. Donald mulai belajar secara mendalam bidang investasi saham, khususnya value investing, sebuah metode investasi yang mengutamakan membeli saham dari perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental yang baik dengan harga yang wajar, dan memegang saham tersebut untuk jangka panjang. Value investing ini diperkenalkan oleh Warren Buffett, yang memandang saham bukan sebagai instrumen spekulatif, tetapi sebagai alat untuk membangun kekayaan jangka panjang dengan analisis secara komprehensif dari laporan keuangan, bisnis model dan manajemen perusahaan.
Menurut Prof. Donald, salah satu kesalahpahaman yang sering muncul dalam dunia investasi adalah pandangan bahwa investasi dengan risiko rendah hanya menghasilkan return rendah, dan sebaliknya, investasi dengan risiko tinggi pasti menghasilkan return yang tinggi. Prof. Donald menegaskan bahwa ada juga konsep low risk, high return, yang bisa dicapai selama kita benar-benar memahami dan menguasai investasi/metode yang kita pilih.
Sebagai contoh, dalam investasi saham, meskipun ada risiko yang terkait dengan fluktuasi pasar, seseorang yang memahami dengan baik dasar fundamental perusahaan yang mereka investasikan dapat memperoleh return yang tinggi tanpa harus mengambil risiko tinggi. Prof. Donald menggarisbawahi pentingnya riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi, karena ini akan memungkinkan investor untuk mengidentifikasi peluang investasi dengan risiko yang terkendali namun memberikan imbal hasil tinggi.
“Saham itu bisa menjadi low risk, high return jika kita tahu apa yang kita pilih dan memiliki pemahaman yang tepat tentang perusahaan yang kita investasikan,” ujar Prof. Donald. Ia menegaskan, “riset yang baik kunci untuk menurunkan risiko dan meningkatkan potensi keuntungan dalam investasi. Tanpa riset, kita akan spekulatif, mirip kayak gambling, sangat berisiko.”
Untuk menganalisis sebuah perusahaan, Prof. Donald menjelaskan ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan: pertama, perusahaan yang solid, yaitu perusahaan dengan manajemen dan keuangan yang baik, serta kemampuan bersaing dan track record yang kuat. Kedua, prospek pertumbuhannya, yang melihat apakah perusahaan tersebut memiliki potensi untuk tumbuh dalam jangka panjang. Dan ketiga, harga saham yang wajar, yang mengacu pada valuasi perusahaan, apakah harga saham saat ini mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Dengan menganalisis ketiga faktor ini, seorang investor dapat membuat keputusan matang dan memilih saham yang memberikan return yang optimal dengan risiko rendah.
Long-Term Thinking dan Give First
Bagi Prof. Donald, prinsip long-term thinking adalah hal yang sangat penting, baik dalam hidup maupun investasi. “Kita harus selalu berpikir jangka panjang dan fokus pada kontribusi yang bisa kita berikan, bukan hanya pada keuntungan instan,” jelasnya. Menurut Prof. Donald, berpikir jangka panjang tidak hanya berlaku dalam konteks finansial, tetapi juga dalam cara kita menjalani hidup.
Meskipun sudah mencapai financial freedom, kebebasan finansial yang banyak diidamkan banyak orang, Prof. Donaldmenyadari bahwa yang lebih penting dari itu adalah kebebasan untuk menentukan bagaimana kita menghabiskan waktu dan dengan siapa kita ingin berinteraksi. “Financial freedom itu penting, tapi yang lebih berharga adalah kebebasan untuk memilih cara hidup kita, untuk bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti, seperti keluarga, waktu untuk pengembangan & spiritualitas diri, juga memberikan kontribusi,” tambahnya.
Prof. Donald juga mengadopsi filosofi give first, yang ia terapkan dalam kehidupan dan pekerjaannya. “Bukan tentang apa yang kita dapatkan, tapi apa yang bisa kita berikan kepada orang lain,” ujarnya. Filosofi ini tercermin dalam cara dia mengajar, berinvestasi, dan membangun hubungan dengan orang lain. Filosofi ini menjadi landasan bagi setiap keputusan yang ia buat, walaupun kadang masih gagal dan masih perlu banyak belajar.
Ketika banyak memberi, justru banyak peluang yang datang. Filosofi give first bukan hanya tentang memberi materi, tetapi juga tentang memberi waktu, perhatian, dan energi positif kepada orang lain. Dengan memberi tanpa mengharapkan imbalan, kita membuka pintu bagi kesempatan yang tak terduga dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. Filosofi ini mengajarkan bahwa kontribusi kita kepada orang lain akan kembali kepada kita dalam bentuk yang mungkin tidak kita duga sebelumnya.
Pesan Untuk Generasi Muda dan Mahasiswa
Prof. Donald memberikan pesan untuk para generasi muda yang ingin memulai perjalanan investasi mereka. “Jangan tunggu sampai tua untuk menjadi investor. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai, sedikit demi sedikit. Hasilnya akan terasa 10-20 tahun ke depan,” ujarnya dengan tegas. Bagi Prof. Donald, waktu adalah aset yang sangat berharga, dan semakin cepat kita memulai, semakin besar potensi yang bisa kita capai di masa depan.
Ia juga menekankan bahwa memahami risiko dalam investasi adalah kunci utama. “Investasi bukanlah sesuatu yang bisa dicapai secara instan. Jangan terjebak oleh godaan keuntungan cepat dalam waktu singkat,” kata Prof. Donald. Hal ini mengingatkan kita bahwa investasi yang bijak memerlukan ketekunan, riset mendalam, dan kesabaran.
Prinsip yang selalu dipegang Prof. Donald, “The more you learn, the more you will earn,” juga menjadi dasar dalam setiap keputusan investasi yang diambil. Prof. Donald percaya bahwa pengetahuan adalah sumber kekuatan. “Investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri,” tambahnya. Dengan terus belajar dan berkembang, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang dunia investasi, serta memperkuat kemampuan kita dalam menghadapi tantangan yang ada.
Hal ini mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga untuk berinvestasi dalam pengembangan diri agar dapat mencapai tujuan hidup yang lebih besar.
Bagi Prof. Donald, investasi yang sesungguhnya tidak hanya terjadi di pasar saham, tetapi juga dalam waktu dan energi yang kita investasikan pada diri kita sendiri baik dalam pendidikan, keterampilan, maupun hubungan dengan orang lain, mengikuti prinsip compounding, jika terus dipupuk dalam waktu panjang akan akselerasi pertumbuhannya.