Gempa bumi baru saja mengguncang sebuah desa terpencil. Jalanan retak, jembatan runtuh, dan akses listrik terputus. Di rumah sakit darurat, seorang dokter panik melihat persediaan insulin yang hampir habis. Jika obat itu tidak segera tiba dalam kondisi optimal, nyawa pasiennya terancam. Tetapi bagaimana cara memastikan obat tetap aman di tengah kekacauan ini? Dalam kondisi seperti ini, transportasi farmasi bukan sekadar tentang mengirim barang, tetapi misi menyelamatkan nyawa.
Tantangan ini menjadi pembahasan utama dalam sesi mata kuliah International Transportation Logistics yang dibawakan oleh Berty Argiyantari, Chief Executive Officer (CEO) Mostrans. ebuah perusahaan logistik yang ia dirikan dan diklaim telah merevolusi cara distribusi obat.
“Menurut kalian, bagaimana cara obat sampai ke rumah sakit dan apotek?” tanya Berty membuka diskusi. “Obat bukan sekadar produk biasa yang bisa dikirim sembarangan. Setiap obat memiliki standar penyimpanan tertentu, regulasi tersendiri, dan sedikit saja kesalahan dalam transportasi bisa menyebabkan kerusakan yang berbahaya bagi pasien.”
Berbeda dengan produk makanan atau barang konsumsi lainnya, obat-obatan memerlukan penanganan khusus, terutama dalam hal suhu, kelembapan, dan regulasi ketat. Obat seperti vaksin, insulin, atau antibiotik tertentu harus tetap berada dalam suhu stabil selama pengiriman. Jika suhunya berubah drastis, efektivitasnya bisa hilang, bahkan berpotensi membahayakan pasien.
Berty menegaskan bahwa tanpa protokol distribusi yang ketat, obat bisa kehilangan manfaatnya sebelum sampai ke tangan pasien. Inilah sebabnya industri farmasi membutuhkan sistem logistik yang sangat terstruktur, berstandar tinggi, dan berbasis teknologi.
“Mostrans mengembangkan sistem pemantauan suhu berbasis AI dan sensor pintar yang memungkinkan obat-obatan tetap dalam kondisi optimal selama perjalanan,” ujar Berty.
Keunggulan ini menjadi sangat krusial, terutama dalam pengiriman obat-obatan ke daerah yang jauh atau terkena bencana. Dengan sistem cold chain yang dikembangkan oleh Mostrans, setiap kotak pengiriman dapat mempertahankan suhu yang sesuai, bahkan dalam kondisi ekstrem.
“Saat terjadi gempa, banjir, atau krisis kesehatan lainnya, distribusi obat tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Kita harus mengandalkan sistem transportasi darurat yang bisa memastikan obat tetap aman,” katanya.
Dalam kondisi seperti ini, distribusi obat biasanya dilakukan oleh lembaga negara dan militer, bekerja sama dengan perusahaan logistik seperti Mostrans. Kendaraan pengiriman dilengkapi dengan alat khusus yang dapat mempertahankan suhu di dalamnya, bahkan saat listrik tidak tersedia.
Sebagai contoh, dalam pengiriman vaksin COVID-19 ke daerah terpencil, teknologi serupa digunakan untuk memastikan bahwa vaksin tetap berada pada suhu optimal selama perjalanan panjang.
“Bencana bisa terjadi kapan saja, dan tanpa sistem transportasi farmasi yang baik, banyak nyawa bisa terancam. Karena itu, inovasi dalam pengiriman obat menjadi sesuatu yang sangat penting,” tambahnya. “Kita mungkin jarang berpikir tentang bagaimana obat sampai ke tangan kita. Namun, di balik setiap pil yang kita minum, ada perjalanan panjang yang penuh tantangan. Dan setiap tantangan itu harus dihadapi dengan teknologi, regulasi yang ketat, dan inovasi.”