Sebanyak 24 mahasiswa program Sarjana Manajemen dan 6 mahasiswa Magister Sains Manajemen dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) melakukan kunjungan akademik ke kantor pusat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Jakarta pada Jumat (16/5). Sebagai bagian dari mata kuliah Corporate Finance, kegiatan ini merupakan bentuk metode pembelajaran terintegrasi yang menghubungkan teori dengan praktik nyata di dunia industri.
“Kami ingin mengisi gap antara mata pelajaran corporate finance dengan praktik di lapangan. SIG sebagai BUMN terbesar di sektor bahan bangunan di Asia Tenggara memiliki peran strategis dalam implementasi keuangan berkelanjutan yang layak untuk dipelajari,” kata Yunieta Anny Nainggolan saat kunjungan.
Senior Vice President of Finance SIG, Hasan Arifin, menyambut antusias kehadiran para mahasiswa dan dosen. Menurut dia, kedatangan para mahasiswa SBM ITB bisa menjadi ajang untuk berbagi strategi dan inovasi terkait keuangan korporasi.
“Kami membuka forum diskusi agar ilmu yang kami terapkan dapat memberi perspektif nyata bagi para mahasiswa,” ujarnya.
PT Semen Indonesia (SIG) merupakan BUMN penyedia solusi bahan bangunan terintegrasi di kawasan Asia dan Oseania. Berdiri sejak 1957 sebagai Semen Gresik, kini SIG mengelola 17 anak usaha dan 32 pabrik. Dengan visi menjadi penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional, SIG berkomitmen terhadap prinsip keberlanjutan melalui reklamasi tambang, produksi semen hijau, dan target Net Zero Emission pada 2060.
Menurut Solehudin Murpi, Senior Specialist SIG, implementasi ESG di SIG mencakup efisiensi penggunaan sumber daya, pengembangan produk berkelanjutan, serta penerapan circular economy melalui co-processing limbah industri sebagai bahan baku dan energi alternatif. SIG juga memastikan kepatuhan regulasi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan.
Per Maret 2022, SIG masuk dalam indeks IDX ESG Leaders dan dinobatkan sebagai perusahaan bahan bangunan terbaik di Asia Selatan dengan skor risiko sedang (25,1) oleh Sustainalytics. Sementara pada 2024, perusahaan berhasil menekan emisi produksi dari 569 menjadi 515 kg CO2 per ton semen, sejalan dengan target 62% pendapatan berasal dari produk hijau pada 2039.
“Kami juga mengembangkan produk inovatif seperti bata interlock dan memanfaatkan limbah industri untuk mendukung pembangunan tiga juta rumah,” kata Murpi.
Tak hanya itu, SIG dan anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) juga memperoleh Sustainability Linked Loan (SLL) senilai total Rp6,89 triliun. Pendanaan ini mendukung pengurangan emisi CO2, serta memperkuat strategi dekarbonisasi yang selaras dengan standar TOFD. Hal ini menjadi bukti bahwa fokus SIG kini tidak hanya pada nilai pemegang saham, melainkan pada keberlanjutan jangka panjang. Pendanaan itu diantaranya digunakan untuk belanja modal pengelolaan bahan bakar alternatif sebesar Rp2 triliun.
Kunjungan ini diharapkan bukan menjadi yang terakhir, melainkan awal dari kolaborasi berkelanjutan antara dunia akademik dan industri dalam memperkuat pemahaman serta implementasi keuangan korporasi yang berwawasan lingkungan.
This visit is expected to begin a lasting collaboration between academia and industry, further advancing the understanding and application of environmentally responsible corporate finance practices.