Mahasiswa Kewirausahaan angkatan 2025 SBM ITB mendapatkan pengalaman unik mengikuti kegiatan sepeti The Amazing Race, variety show terkenal berbasis misi. Selama dua hari di Kota Kuningan, Jawa Barat, mereka berlari dari satu tempat ke tempat lain, memecahkan petunjuk, dan menyelesaikan tantangan unik di bawah tekanan waktu, pada Ahad-Senin (24-25/5). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari mata kuliah Business Scale and Start-Up Ecosystem.
Setibanya di Kuningan, mahasiswa mulanya sama sekali tidak tahu akan dibawa ke mana. Seluruh kegiatan dirahasiakan oleh dosen pengampu untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam hal adaptasi, dan kerja sama tim di lingkungan yang asing—persis seperti tantangan yang dihadapi oleh para entrepreneur di dunia nyata.
Begitu turun dari bus, mahasiswa langsung dibagi ke dalam kelompok dan diberikan sebuah “paspor”, buku petunjuk hidup mahasiswa selama kegiatan. Di dalamnya terdapat berbagai misi, petunjuk, dan titik-titik yang harus dituju. Untuk menambahkan tantangan, seluruh ponsel dan dompet mahasiswa dikumpulkan oleh panitia. Mahasiswa hanya bisa mengandalkan kerja sama tim dan sejumlah uang tunai yang dibagikan untuk satu kelompok.
Misi pertama adalah direct selling. Mahasiswa harus membeli produk UMKM yang sudah dipamerkan di lokasi awal, menggunakan uang kelompok yang sangat terbatas. Setelah itu, mahasiswa harus menjual kembali produk-produk tersebut kepada masyarakat. Yang membuatnya semakin menantang, uang ini juga harus digunakan untuk biaya transportasi dan membeli challange makanan daerah selama kegiatan berlangsung. Tiga kelompok dengan saldo uang terbanyak di akhir hari akan mendapatkan poin tambahan.
Sepanjang hari mahasiswa menjelajahi Kota Kuningan mulai dari alun-alun kota, Cibulan, hingga berbagai destinasi wisata lainnya untuk menyelesaikan misi demi misi. Tantangannya sangat beragam: mulai dari berdagang, mencari kode rahasia, hingga menjalin komunikasi dengan warga lokal.
Hari kedua tidak kalah seru. Kali ini, mahasiswa mengikuti permainan pos to pos—sebuah tantangan berbasis navigasi menggunakan kompas dan derajat azimut sebagai petunjuk arah. Setiap pos menghadirkan tantangan berbeda yang harus diselesaikan secara berkelompok. Ada permainan strategi, kerja sama, bahkan beberapa aktivitas fisik yang cukup menguras energi. Tapi semuanya terasa menyenangkan karena dilakukan bersama-sama.
Sebagai final projek dan penutup kegiatan, sebagai satu angkatan mahasiswa diberi tugas untuk membangun sebuah menara dari bambu, simbol dari kekuatan dan ketahanan satu angkatan. Proses membangunnya membutuhkan komunikasi yang solid, peran yang jelas, dan tentunya semangat kebersamaan. Setelah menara selesai dibangun, mahasiswa menutup acara dengan sebuah penampilan spesial yang melibatkan seluruh angkatan dan menutup kegiatan secara simbolis dengan meletakkan bendera SBM ITB pada puncak menara.
Kegiatan ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana mahasiswa belajar menjadi pribadi yang lebih tangguh, kreatif, dan kompak dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga. Layaknya membangun sebuah bisnis dari nol, kami dilatih untuk cepat membaca situasi, mengambil keputusan dengan sumber daya terbatas, dan terus bekerja sama dalam tekanan.