SBM ITB sukses menggelar International Business Case Competition (IBCC) dan High School Business Plan Competition (HSBPC), dua kompetisi bisnis berskala nasional dan internasional. Sebagai bagian dari Ganesha Business and Management Festival (GBMF) 2025 yang digelar pada Ahad (1/6), dua kompetisi bisnis tersebut ditujukan untuk mendorong peran generasi muda dalam menciptakan solusi bisnis yang mampu memperluas akses terhadap peluang ekonomi secara merata dan inklusif.
Dua kompetisi tersebut merupakan hasil kerjasama SBM ITB dengan SeaBank sebagai case collaborator. IBCC diperuntukkan buat mahasiswa sementara kompetisi HSBPC untuk pelajar sekolah menengah atas.
IBCC memberikan studi kasus bertema pengembangan produk keuangan untuk mahasiswa dan pekerja muda, dengan fokus pada peningkatan literasi keuangan dan inklusi ekonomi di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Para peserta ditantang untuk merancang konsep produk keuangan yang inovatif dan relevan dengan gaya hidup digital, sekaligus menyusun strategi peluncuran, estimasi anggaran, dan proyeksi dampak bisnisnya. Sementara kompetisi High School Business Plan Competition (HSBPC) menantang siswa menampilkan ide-ide bisnis kreatif yang mereka kembangkan.
Kompetisi IBCC berhasil menarik partisipasi 432 tim dari berbagai universitas di Indonesia dan luar negeri. Para peserta menunjukkan kemampuan analisis dan strategi bisnis melalui penyelesaian studi kasus dengan pendekatan yang inovatif dan berorientasi pada dampak sosial.
Adapun kompetisi HSBPC diikuti oleh lebih dari 330 tim dari berbagai SMA di seluruh Indonesia. Para siswa menampilkan ide-ide bisnis kreatif yang mereka kembangkan dan presentasikan langsung di hadapan dewan juri profesional.
Dalam ajang IBCC, tim YDots dari Universitas Bina Nusantara keluar sebagai juara pertama berkat solusi strategis yang mereka tawarkan dalam menjawab studi kasus dari SeaBank. Tim ABC dari Universitas Indonesia menempati posisi kedua, dan posisi ketiga diraih oleh tim DGDW dari Institut Teknologi Bandung.
Sementara alam kompetisi HSBPC, tim Wynetta dari SMAN 1 Manyar berhasil meraih juara pertama dengan gagasan aplikasi berbasis AI yang menghubungkan pelaku UMKM dengan influencer yang sesuai dengan target pasar produk mereka. Aplikasi ini dirancang untuk membantu UMKM menjalankan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran melalui pemilihan influencer yang relevan berdasarkan analisis karakteristik produk dan perilaku konsumen.
Dengan cara tersebut, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan visibilitas brand mereka, tetapi juga memperkuat pasar secara lebih efisien dan terukur. Inovasi ini dinilai mampu memberikan solusi praktis terhadap tantangan umum yang dihadapi pelaku usaha kecil dalam melakukan promosi di era digital. Adapun juara kedua diraih oleh tim SMANSU dari SMAN 1 Sumatera Barat, sementara posisi ketiga ditempati oleh tim TriEssence dari SMAK 1 BPK Penabur.