Ada yang menarik dari ujian akhir semester mata kuliah Hospitality and Tourism Marketing di SBM ITB pada Rabu (11/6). Ujian diganti dengan presentasi strategi marketing Bobocabin, perusahaan bidang akomodasi berbasis alam milik Bobobox. Dalam presentasinya, mahasiswa diminta fokus menysun strategi untuk meningkatkan keuntungan dan exposure internasional untuk mendatangkan turis dari luar negeri. 

Dalam sesi presentasi, mahasiswa memulai dengan pemaparan mengenai latar belakang Bobocabin, dilanjutkan dengan identifikasi permasalahan utama yang menjadi fokus proyek, yaitu rendahnya jumlah wisatawan asing yang menginap di Bobocabin. Tim-tim peserta melakukan berbagai pendekatan riset, termasuk observasi lapangan, studi literatur, hingga wawancara dengan customer untuk menggali insight yang mendalam. 

Ada tim yang mengusulkan pemasangan iklan dalam mobil berjalan (mobile advertising) di daerah wisata, membuat berbagai program aktivitas yang unik dan menarik, hingga memanfaatkan teknologi Virtual Reality (VR) untuk memperkenalkan suasana Bobocabin secara real. 

Namun, yang menjadi fokus utama dalam sesi tanya jawab dan evaluasi bukan hanya ide yang inovatif, melainkan bagaimana strategi tersebut dikaji dari aspek finansial secara komprehensif. Mahasiswa diharuskan untuk menyusun estimasi biaya dan memproyeksikan return on investment (ROI) dari strategi yang mereka berikan, sehingga mereka dapat membuktikan seberapa besar dampak dari strategi tersebut secara finansial. 

Tak kalah penting, pendekatan yang berorientasi pada kepuasan dan kebutuhan pelanggan juga menjadi sorotan. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mendengarkan kebutuhan customer, sehingga solusi yang diberikan benar benar menjawab ekspektasi mereka.

Ketua Program Studi Manajemen SBM ITB Achmad Fajar Hendarman, mengatakan, kerja sama dengan Bobocabin ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang praktikal dan kontekstual kepada mahasiswa. Menurutnya, kasus nyata seperti ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami tantangan industri secara langsung, sekaligus melatih kemampuan analisan dan problem solving mereka. Fajar berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia.

Chief Commercial Officer (CCO) Bobobox, Bayu Ramadhan, mendukungan kegiatan ini. Sebagai bentuk apresiasi, Bayu memberikan hadiah spesial bagi tiga tim terbaik dalam presentasi kali ini, yaitu kesempatan untuk merasakan langsung pengalaman menginap di Bobocabin. Ia menilai bahwa pengalaman langsung seperti ini penting agar mahasiswa bisa memahami produk dari perspektif pelanggan, yang pada akhirnya akan mempermudah mereka dalam merancang strategi pemasaran yang tepat kedepannya.

Kolaborasi antara Bobocabin dan SBM ITB sendiri merupakan bagian dari komitmen kedua pihak untuk mengembangkan program yang sejalan dengan prinsip tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Bobocabin berperan sebagai knowledge partner dalam berbagai agenda seperti kuliah tamu, workshop, employer branding, kunjungan industri, hingga proyek-proyek yang berdampak pada masyarakat.

Kerja sama ini juga meliputi pengembangan materi kuliah dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, pembukaan kesempatan magang dan rekrutmen mahasiswa, serta dukungan terhadap pencapaian akreditasi internasional seperti AACSB, khususnya dalam hal dampak sosial dan tata kelola.

Lebih jauh, kolaborasi ini turut mencakup pengembangan program keterlibatan masyarakat (community engagement), produksi konten edukatif melalui podcast dan media sosial, hingga potensi kerja sama dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui program degree maupun non-degree di masa depan. 

Kontributor: Hartanti Maharani, Manajemen 2026