Program MBA SBM ITB menggelar sebuah sharing session untuk menandai dimulainya kolaborasi berarti dengan UNIQLO. Puluhan mahasiswa akan mendapatkan kesempatan magang di UNIQLO, menyiapkan pemimpin masa depan melalui pengalaman bisnis langsung dan tantangan dunia nyata.

Dalam sharing session pada Selasa (15/7) Mayank Shukla, Manajer Kantor CEO Fast Retailing, memperkenalkan para mahasiswa pada esensi kepemimpinan di UNIQLO dan keunikan program mereka.

“Program ini bukanlah pendekatan all one-size,” ujar Shukla kepada para mahasiswa. “Kami mencari individu yang berani mengambil kepemilikan, yang memiliki semangat kepemimpinan yang mengutamakan manusia, dan yang ingin berkembang di lingkungan global yang bergerak cepat.”

Menurut Shukla, misi utama UNIQLO adalah mengubah pakaian, mengubah pemikiran konvensional, dan mengubah dunia. Shukla menjelaskan bagaimana sesuatu yang sederhana seperti jaket atau kaus bisa menjadi sangat kuat ketika dirancang dengan tujuan. Melalui inovasi seperti HeatTech dan AIRism, UNIQLO telah mendefinisikan ulang bagaimana orang merasakan kenyamanan, kehangatan, dan sirkulasi udara dalam pakaian sehari-hari mereka.

Ia juga membagikan filosofi merek mereka, LifeWear: pakaian sederhana, fungsional, dan berkualitas tinggi yang dirancang untuk semua orang. 

“Kami bukan merek fast fashion,” tegasnya. “Kami di sini untuk membuat kehidupan sehari-hari lebih baik dengan produk yang tak lekang oleh waktu, tanpa batasan gender, dan esensial.”

Bagi mahasiswa MBA SBM ITB, sesi ini menawarkan pandangan lebih dalam tentang bagaimana perusahaan ini beroperasi. Dengan lebih dari 3.600 toko di lebih dari 25 negara dan kapitalisasi pasar yang menempatkan mereka di antara lima perusahaan teratas di Jepang, pertumbuhan UNIQLO adalah pelajaran berharga dalam strategi bisnis. 

Shukla memperkenalkan para mahasiswa pada model bisnis unik mereka. Model ini memberikan kendali penuh kepada UNIQLO atas operasi desain, produksi, distribusi, dan ritel mereka, membantu mereka memberikan kualitas yang konsisten di seluruh dunia.

Dari satu toko pada tahun 1984, perusahaan ini telah berkembang menjadi perusahaan pakaian terbesar ketiga di dunia. Shukla menunjukkan grafik perjalanan ini, dan jelas terlihat bahwa kenaikan UNIQLO sungguh luar biasa. 

Ia juga berbagi fakta menarik, seperti bagaimana nama “UNIQLO” sebenarnya berasal dari salah ketik saat pendaftaran, mengubah “Unique Clothing” menjadi “Uniqlo”. Ini adalah momen ringan yang mengundang tawa di ruangan dan membuat cerita itu semakin berkesan.

“Ritel sedang berubah. Dunia sedang berubah. Dan kami percaya bahwa pemimpin-pemimpin hebat berikutnya ada di sini, dimulai dari Anda,” kata dia. 

Bagi mahasiswa MBA SBM ITB, kolaborasi ini lebih dari sekadar kesempatan untuk melamar magang. Ini adalah undangan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Untuk bergabung dengan perusahaan yang menghargai inovasi, tujuan, dan manusia. Dan yang terpenting, untuk tumbuh menjadi pemimpin yang tidak hanya mengikuti perubahan, melainkan juga menggerakkannya.

Kontributor: Putri Dzakiyah Suharyono, Kewirausahaan 2025