Reputasi global tidak hanya dibangun dari prestasi, tetapi juga kemampuan menguasai pola pikir global, bahasa global, selera global, citarasa global, pasar global, hingga standar global. Semua elemen itu berpadu untuk menciptakan reputasi global yang kuat.

Demikian disampaikan Prita Kemal Gani, Founder dan CEO LSPR Communication and Business Institute, saat mengisi kulitah tamu Komunikasi Global SBM ITB di Bandung (14/8). 

Prita menekankan pentingnya brand stories dalam membangun citra. Sebuah merek tidak lahir hanya dari produk, melainkan dari public perception, accountability, credibility, reputation, dan branding. 

“Good reputation, good product, good business, bukanlah sekadar slogan, tetapi prinsip nyata yang bisa menentukan panjangnya umur sebuah brand,” kata Prita. 

Prita membagikan contoh bagiamana merek-merek dunia membangun citra global mereka. Tous Les Jours konsisten menjaga kualitas dan nuansa global. Gucci dan Jimmy Choo yang berhasil memadukan tradisi dengan tren modern. Sementara Tiffany & Co. tak pernah lepas dari citra elegan dan kredibel. Bahkan Muniba Mazari, ikon inspiratif asal Pakistan, menunjukkan bagaimana personal branding bisa membangun resonansi global melalui keteguhan dan konsistensi cerita hidupnya. 

Pesan utama Prita ketika hendak membangun reputasi global jelas: to tell the story, it should be consistent. Konsistensi, kesantunan, dan kredibilitas adalah fondasi dalam berkomunikasi di panggung global. 

Reputasi yang baik tidak dibangun dalam semalam, melainkan melalui cerita yang disampaikan dengan benar, dijaga dengan hati, dan diperkuat oleh tindakan nyata. Melalui kuliah tamu ini, mahasiswa diajak tidak hanya memahami teori komunikasi global, tetapi juga belajar bagaimana menanamkan nilai integritas dan kesantunan dalam setiap narasi. Karena pada akhirnya, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, melainkan menciptakan hubungan yang bermakna dengan dunia.

Kontributor: Batari Citra Ayunda, MBA ENTRE 2023