Saat ini kita menghadapi era disrupsi yang tidak terduga. Inovasi dan kolaborasi diperlukan untuk beradaptasi dengan semua tantangan serta untuk mencari peluang saat era disrupsi.

Melbourne dan Bandung menjadi rumah bagi universitas terkemuka dan ekosistem dari inovator dan wirausahawan yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berinovasi. Untuk mencari peluang kerjasama dan kolaborasi, The Greater Hub SBM ITB bekerja sama dengan SPARK Deakin, Pemerintah Kota Bandung, dan Pemerintah Kota Melbourne untuk berbagi cerita inovasi dari para pendiri startup melalui seri webinar bertajuk “Resilience innovation”.

Pembicara pertama, Maree Grenfell, membahas tentang ketahanan kota. “Kalau kita bicara ketahanan kota urban, yang kita bicarakan adalah kapasitas individu, komunitas, bisnis, dan institusi,” kata Maree, Rabu (28/4/2021). Maree bekerja sebagai Co-Manager City Resilience and Sustainable Futures kota Melbourne, Australia.

Maree mengungkapkan, banyak tantangan yang dari hari ke hari bisa melemahkan ketahanan suatu kota, seperti kenaikan permukaan laut, meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, pengangguran, dan ketimpangan sosial. Selain itu, saat ini kota semakin kompleks dari biasanya karena adanya urbanisasi dan peningkatan jumlah penduduk. Sehingga, inovasi ketahanan kota menjadi sangat penting.

Di Indonesia, LSM Greeneration Foundation (GF) aktif mendorong konsumsi dan produksi berkelanjutan menuju ketahanan. Vanessa Letizia, Direktur Eksekutif Greeneration Foundation mengatakan, “Kota Bandung memiliki beberapa inovasi untuk menuju reseilience seperti sistem drainase berkelanjutan, retensi telaga, normalisasi sungai, perbaikan DAS Citarum, dan kampanye kangpisman”. Program-program tersebut telah dilaksanakan di Bandung dan diharapkan dapat memberikan ketahanan di kota Bandung.

Selain itu, seminar daring juga dihadiri oleh beberapa pendiri startup dari kota Bandung dan Melbourne untuk berbagi inovasi menuju inovasi ketahanan kota. Startup pertama, Adam Bumpus, pendiri RedGrid, salah satu perusahaan perangkat lunak energi terkemuka Australia, menceritakan tentang inovasinya di sektor energi. Adam dan tim mengembangkan infrastruktur digital yang memungkinkan perangkat di dalam rumah mampu berpartisipasi secara mandiri dalam stabilitas jaringan.

Inovasi berikutnya datang dari Annisa Wibi, salah satu pendiri MYCL, perusahaan yang mengembangkan bahan kulit bernama Mylea. Bahan alternatif tersebut dapat menggantikan kulit hewan dan kulit sintetis untuk berbagai aplikasi. Annisa dan tim juga mengembangkan Biobo, bahan bio untuk bangunan, menggunakan limbah Mylea untuk menciptakan struktur dan interior yang terlihat modern sekaligus fungsional dan kuat dalam kompresi.

Pada bidang kecerdasan buatan, terdapat inovasi yang sangat menarik dari Tim. Tim adalah pendiri Piccard.ai, sebuah perusahaan perangkat lunak AI yang berspesialisasi dalam desain, pembuatan prototipe, dan penskalaan aplikasi AI di berbagai industri. Pada tahun 2019, Piccard.ai menerapkan sistem peringatan banjir AI baru. Sistem itu menggunakan data curah hujan historis untuk membangun dan mengajarkan AI dalam memprediksi banjir dan secara otomatis memperingatkan mereka yang mungkin terkena dampak. Dengan demikian, mereka dapat mengambil tindakan proaktif.

Pembicara terakhir adalah Ian, pendiri Khaira Energy yang merupakan smart battery system pertama dan satu-satunya di Indonesia. Khaira Energy menawarkan solusi baterai pintar & solar pv mutakhir dengan harga yang lebih terjangkau, membantu orang untuk dengan mudah beralih ke energi bersih, mengurangi tagihan listrik dan menjadi lebih mandiri energi.

Written by Student Reporter (Deo Fernando, Entrepreneurship 2021)