Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang memiliki efek multidimensi. Tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, Covid-19 juga memiliki pengaruh negatif dalam bidang ekonomi dan sosial. Dalam merespon hal tersebut, dibutuhkan penanganan yang juga luar biasa untuk memitigasi dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19.

Dalam mendiskusikan tantangan tersebut, School of Business and Management (SBM) ITB bersama dengan Fakultas Ilmu Administrasi UI, Disaster Risk Reduction Center UI, Politeknik STIA LAN Bandung, dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Academy menyelenggarakan webinar kolaborasi sebagai bentuk partisipasi dari program kampus merdeka-merdeka belajar (MBKM) yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim. Webinar yang dihadiri lebih dari 300 peserta tersebut mengusung tema “Implementasi riset tindakan dalam penanggulangan Covid-19.

Riset tindakan secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kerangka penelitian pemecahan masalah dan terjadi kolaborasi antara peneliti dengan klien. VP of Financial Service dan  Inclusion & Public Policy Government Relation Gojek Hilman Palaon menyebutkan bahwa riset tindakan terdiri dari 6 proses. Dimulai dengan memahami isu yang terjadi, melakukan diagnosa, membuat perencanaan tindakan, mulai melakukan tindakan, evaluasi, dan membuat output berupa kesimpulan serta rekomendasi.

“Output ini bisa menjadi rekomendasi atau masukan untuk penelitian berikutnya,” ucap Hilman yang juga merupakan alumni DSM SBM-ITB, Sabtu (19/6/2021).

Hilman mengatakan, salah satu contoh implementasi riset tindakan dalam situasi pandemi saat ini adalah melalui riset bagaimana cara pemberian bantuan dana Covid-19 dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan. Riset ini dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat memberi saran kebijakan kepada pemerintah tentang metode pemberian bantuan yang efektif. Dengan demikian, masyarakat yang membutuhkan memiliki akses finansial dan juga bisa terhindar dari ancaman Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi seperti QR code dan face recognition yang mendukung kebijakan social distancing.

“Dampaknya adalah semua masyarakat bisa memiliki akses ke lembaga keuangan,” ucap Hilman.

Selanjutnya, Dr. Rachma Fitriati, M.Si., M.Si (Han), Dosen FIA UI dan Penulis Buku COVID-19, menambahkan bahwa terdapat dual interaktif dalam riset tindakan. Selain itu, riset ini juga perlu untuk mengacu kepada perangkat teori dan melalui pendekatan kualitatif, baik melalui wawancara maupun FGD. Rachma menekankan bahwa riset tindakan menjadi sangat penting karena selama pandemi kesehatan dan ekonomi saling terkait untuk memberikan rekomendasi terhadap perubahan kebijakan selama Covid-19.

“Riset tindakan menjadi sangat penting disaat pandemi ini, karena kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya dan memerlukan banyak riset terutama riset tindakan untuk pembuatan kebijakan,” ujar Rachma.

Dr. Purwanto, Direktur Anggaran Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa riset tindakan ini menjadi sangat penting karena peneliti dituntut untuk belajar sambil melakukan untuk pemecahan masalah. Adanya riset tindakan yang memfasilitasi suatu siklus yang berkelanjutan bagi proses untuk belajar sambil melakukan untuk keperluan pemecahan masalah dengan suatu teori tertentu.

Kontributor: Deo Fernando, Entrepreneurship 2022)