Kemampuan berbahasa yang baik dan benar dibutuhkan di berbagai macam industri. Jika seseorang tidak mampu menguraikan ide mereka, walaupun ide yang mereka miliki brilian, ide tersebut tidak akan dapat direalisasikan.

Bahasa sebagai sebuah disiplin ilmu seringkali diremehkan oleh orang-orang. Tidak banyak dari mereka yang sadar bahwa hampir semua aspek dalam kehidupan membutuhkan kemampuan berbahasa yang baik, baik secara lisan ataupun tertulis. Hal ini juga dirasakan oleh Ivan Lanin, seorang lulusan Teknik Kimia ITB yang merupakan direktor dari Narabahasa, sebuah perusahaan yang fokus di bidang bahasa.

Pembicaraan yang ia lakukan merupakan bagian dari E-Talks Series SBM ITB program entrepreneurship MBA Jakarta. Kemampuan berbahasa Indonesia Ivan juga baru ia asah. Pada 2006, ia menemukan situs Wikipedia Bahasa Indonesia dan mulai memutuskan untuk belajar Bahasa Indonesia dengan benar. Dalam proses belajarnya, ia menemukan bahwa bidang bahasa masih belum banyak dilirik oleh perusahaan. Biasanya, bidang tersebut merupakan turunan dari kantor media massa, seperti Tempo Institute.

Sebelum mendirikan Narabahasa, Ivan pernah menjadi seorang konsultan bisnis, dimana ia belajar mengenai ilmu manajerial yang diaplikasikan di perusahaannya.

Selama 15 tahun belajar mengenai Bahasa Indonesia, Ivan menemukan bahwa saat kita mengkritisi cara seseorang berbicara, kita harus melakukannya secara santun dan harus melakukannya dengan cara yang benar. “Ekspresi dan suara juga merupakan hal yang penting agar ide atau gagasan yang kita ingin sampaikan dapat dicerna dengan baik oleh para audiens agar mereka dapat menjadi tertarik tentang isu/topik yang sedang dibicarakan,” kata Ivan.

Berbicara dengan baik dan benar tidak berarti cara berbicara suatu orang menjadi kaku. Berbicara yang baik adalah sesuai dengan topik pembicaraan, dimana berbicara yang benar adalah berbicara sesuai dengan kaidah bahasa. Kaidah bahasa sendiri merupakan suatu hal yang enggan dipelajari oleh orang-orang.

Ivan mengobservasi bahwa banyak sekali generasi muda yang berbicara kurang santun, mungkin sekilas terlihat sepele, seperti menggunakan kata ‘aku’ daripada ‘saya’ ketika berbicara kepada seorang guru. Menjaga kesantunan dalam berbicara dapat membantu kita untuk membangun hubungan antara orang-orang yang lebih tinggi, dari jabatan ataupun umur dari kita.

Kontributor: Kinanthi Ayu, Internasional Bisnis 2023