Seorang marketer yang handal harus memiliki kemampuan riset yang baik. Hasil akhir riset bisa menghasilkan potensi blue ocean, memetakan besaran dan karakteristik market, melihat tren, pembuatan produk, strategi pricing maupun promosi.

Pada kesempatan kali ini, SBM ITB mendatangkan Associate Professor dari The School of Industrial Engineering and Engineering Managemen Mapúa University Filipina, Satria Fadil Persada sebagai narasumber dalam kelas virtual Applied Marketing Research. (24/9/2021). Sebagai seorang akademisi, Satria menceritakan pengalamannya bergelut dalam berbagai riset yang telah terdokumentasi dalam bentuk jurnal ilmiah.

Secara teori, penelitian dalam bidang marketing dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu Exploratory Research dan Conclusive Research. Exploratory Research bertujuan untuk menemukan pemahaman terhadap fenomena marketing. Di sisi lain Conclusive Research bertujuan untuk mengkritisi dan mengukur dugaan yang ada sebelumnya. Conclusive Research sendiri bisa terdiri atas 2, Descriptive Research yang hasil akhirnya merupakan penjelasan terhadap merket dan Causal Research yang mencari hubungan sebab-akibat dari sebuah fenomena.

Satria ini juga membuka wawasan para peserta acara. “Banyak topik-topik menarik yang dapat diteliti lebih lanjut, seperti eksperimen untuk mengukur optimalisasi suhu pada minuman konsumen, mencari variable yang menentukan customer intention dalam pembelajaran digital, serta perbandingan penggunaan fitur e-wallet dalam pembelian online dengan in-store. Selain itu, tren pembelian produk simbol muslim halal oleh umat muslim hingga pada riset mengenai potensi daerah Peneleh sebagai desa wisata sejarah,” tutur pria lulusan National Taiwan University of Science and Technology dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya itu.

Satria juga menjelaskan bahwa masih banyak topik marketing yang masih belum terjamah dan bisa di eksplorasi. Tidak terkecuali pada topik-topik hangat yang diperbincangkan di kala pandemi seperti digital marketing, consumer journey map, design thinking yang juga merupakan bagian dari riset marketing.

Khusus riset akademik, terdapat hal-hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, riset harus dilakukan penuh dengan kesadaran dan kejujuran demi kepentingan ilmu pengetahuan. Dengan prinsip konstruktif, riset marketing tidak boleh bersifat menjatuhkan.

Batasan lainnya yang harus dijaga oleh pelaku riset adalah soal sensitivitas data. Pelaku riset perlu sadar data mana yang terbuka untuk publik dan data mana yang seharusnya dirahasiakan atau disamarkan. Seperti contohnya data perusahaan, perbankan, pemerintahan, data pribadi dari responden serta data-data lain yang termasuk ke dalam data sensitif. Terakhir adalah pada limitasi, error dan validitas data responden dalam menjawab. Diharapkan dengan adanya catatan-catatan ini, para marketer dapat menjawab tantangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

Di akhir kata, Satria memberikan tips praksis yang dapat dilakukan oleh para market researcher. “Bagaimanapun, tidak ada jalan pintas, semua tantangan harus dilalui agar dapat hasil yang maksimal. Lakukan perencanaan, perbanyak literasi, menulis, review dan terus fokus pada nilai tambah yang menghasilkan kontribusi. Terakhir, jadilah seperti power ranger, produce more by collaborate more,” ujar Satria.