Sebagai konsekuensi dari pandemi Covid-19, pandai mengelola keuangan merupakan hal yang sangat esensial bagi banyak pihak. Keahlian ini pun perlu terus dikembangkan agar kita semua dapat meminimalisir pengeluaran.

MBA ITB menghadirkan Direktur Utama Dana Pensiun Bank BJB, Sofi Suryasnia dalam perkuliahan tamu pada Kamis, (16/9/2021). Dengan latar belakang pendidikan akuntansi, Sofi memaparkan materi mengenai penentuan ongkos perusahaan dan manajerial berbasis aktifitas. Khususnya, strategi pembebanan biaya oleh pihak perbankan lewat penelusuran aktifitas perusahaan. Contohnya, pemotongan biaya transaksi bagi perusahaan yang bekerjasama dalam kepengurusan sistem keuangannya dengan bank.

Dengan banyaknya aktifitas perusahaan mulai dari pembayaran terhadap pemberi suplai, penyalur hingga pada pembayaran gaji karyawan, ada kalanya pihak perbankan memberikan penawaran tertentu untuk memberikan potongan biaya transaksi. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi insentif bagi nasabah.

“Di sisi lain dengan perubahan biaya transaksi ini dapat mengurangi pendapatan atau opportunity gain dari bank. Hanya saja dengan hilangnya opportunity gain perusahaan dari jumlah transaksi ini seharusnya tidak menjadi kendala bagi bank. Diharapkan bank bisa mencari alternatif sumber pendapatan lain yang bisa menggantikan kehilangan itu,” tutur pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas itu.

Sofi mengatakan, ongkos perusahaan dan manajerial berbasis aktifitas pada dasarnya bisa diterapkan dalam setiap perusahaan, termasuk perusahaan rintisan (strat-up). Namun, terdapat tantangan tersendiri dalam pengelolaan keuangan berdasarkan penelusuran aktifitas ini. Adapun problem yang dirasakan yaitu:

  1. Pengumpulan Data. Selain membutuhkan kamus aktifitas yang terintegrasi, terkadang terdapat informasi terkait lain yang belum tersedia.
  2. Kemauan. Kurangnya dukungan dari manjemen tingkat atas serta adanya penolakan untuk perubahan sistem yang dipakai. Hal itu terkadang menghambat sebuah perusahaan untuk menerapkan penelusuran keuangan berbasis aktifitas.
  3. Komitmen. Memang wajar apabila terdapat kekurangan maupun kegagalan dalam hal keahlian menggunakan informasi aktifitas yang baru. Namun, apabila sistem pengelolaan ini dipercaya akan menghasilkan hal positif, seharusnya tidak menjadikan hambatan bagi banyak pihak.

Dengan adanya beberapa hambatan tersebut, diharapkan perusahaan mampu mengatasinya problem lewat perbaikan sistem yang berkelanjutan.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021