Kisah tentang Ilham Nugraha, anak dari sopir taksi online yang berhasil menimba ilmu hingga ke Amerika Serikat kini tengah menjadi trending topic di linimasa sosial media Indonesia. Namun, sebelum menjadi Cornellians, Ilham adalah seorang mahasiswa SBM ITB yang juga aktif sebagai asisten riset dan turut membantu pengembangan SDGs Center ITB. Tim Marketing dan Komunikasi SBM ITB berkesempatan untuk mewawancarai Ilham, pada Jumat (21/1/2022).

Sebelum viral sebagai awardee LPDP, Ilham sudah terlebih dahulu dikenal karena sering berbagi pandangan dan kritiknya mengenai kebijakan pemerintah lewat sosial media Twitter. Pendapat itu tentunya disertai alasan. Berkat bekal daya analisis dari SBM ITB.

Ilham menceritakan bagaimana latar belakang keluarganya yang berasal dari kalangan menengah kebawah mendorongnya untuk terus mengejar pendidikan. “Dulu, bapak saya kerja di salah satu hotel sebagai sopir. Makanya, sewaktu SMP, saya kepikiran mending SMK agar cepat masuk ke pasar tenaga kerja, atau menginvestasikan waktu saya di pendidikan dengan masuk SMA dan kuliah. Hal yang membuat saya tetap semangat itu orangtua, Ibu dan Bapak mendukung saya untuk mengejar pendidikan tinggi selama masih bisa karena tidak semua orang punya kesempatan yang sama,” ujar Ilham.

Tumbuh besar di Bandung Timur, kawasan urban yang dipenuhi pendatang yang mencari pengharapan, Ilham melihat banyak permasalahan di lingkungan sekitarnya yang seharusnya dapat diselesaikan dengan kebijakan-kebijakan. Ilham bercita-cita menjadi orang yang dapat berperan memberikan manfaat bagi banyak orang, dan salah satu modal yang dibutuhkannya untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah pendidikan.

“Kita tidak bisa menyalahkan keadaan yang kita punya. Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Harus proaktif mencari banyak kesempatan, dan juga mengupayakan supaya semua orang punya akses,” tutur Ilham.

Ilham juga menceritakan pengalamannya bersekolah di SBM ITB, dan bagaimana hal tersebut membekalinya dengan berbagai hal hingga dapat melanjutkan studi di Cornell University. Salah satunya adalah tentang pembelajaran yang didapat Ilham di SBM ITB membantunya menjalankan di G20 Indonesia Presidency 2022.

“Conflict resolution, negotiation, international bisnis. Tiga mata kuliah ini cukup nempel, dan terpakai sampai sekarang. Saat ini, saya ikut membantu energy transition working group di G20. Jadi,  harus memahami bagaimana 20 ekonomi, lebih dari 40 negara, untuk berkomunikasi soal energi. Kebanyakan ngomonginnya apa? Bisnis. Ditambah conflict resolution, karena setiap negara punya kepentingan masing-masing, dan negotiation, karena negara-negara ini sedang mencari titik tengah,” kata Ilham.

Selain itu, kebiasaan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar di SBM ITB juga membantu mengurangi culture shock ketika sampai di Amerika. SBM juga banyak membantunya dengan memberikan kesempatan kuliah, bertemu dosen yang bagus, serta pergaulan dan kebiasaan kelas yang baik. 

Terakhir, Ilham memberikan pesan pengingat bahwa kesempatan itu selalu ada, yang penting adalah bagaimana cara mencari dan memanfaatkannya. Intinya, cari kesempatan, dan manfaatkan selagi ada karena kalau sudah lewat, belum tentu ada lagi kesempatan. 

 

Kontributor: Janitra Nur Aryani, Manajemen 2023