Pelaksanaan projek infrastruktur harus sangat berhati hati karena memiliki risiko yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu proses perencanaan, pelaksanaan hingga perawatan yang detil, rasional dan terperinci.

Bersama dengan Lecturer and Researcher Faculty of Economics and Business University of Indonesia, Ir. Mohammad Herman Sulistiyo, Ph.D., MBA ITB Bandung memaparkan materi mengenai Project Feasibility in Infrastructure Sector pada Rabu (2/3/2022). Mantan Wakil Presiden dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) itu mengatakan, pembangunan infrastruktur dilakukan oleh semua negara di dunia. Hal yang mungkin membedakan pembangunan infrastruktur di negara berkembang dengan negara maju adalah sektor-sektor yang dibangun.

Di negara maju, mereka memiliki sektor tersendiri yang mereka andalkan. Seperti contohnya Amerika, mereka dulu membangun Silicon Valley yang lebih berfokus pada pengembangan teknologi. Sedangkan di negara-negara berkembang, kebanyakan dari mereka lebih berfokus pada pengembangan fasilitas kebutuhan dasar, kesehatan dan Pendidikan.

Di Indonesia sendiri, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu hal penting dan diprioritaskan oleh pemerintah guna memberikan pelayanan pada masyarakat. “Pembangunan infrastruktur itu hanya bisa dicapai apabila pemerintah bisa mendelegasikan tugas dan terus bekerjasama dengan pihak professional yang mumpuni di bidangnya atau disebut Publik Private Partnership (PPP),” kata Herman.

Herman pun memaparkan bahwa PPP ini memiliki menfaat besar untuk menangani masalah yang muncul di tengah masyarakat hari ini. Salah satu contoh masalah yang bisa ditangani oleh PPP adalah terkait penjara yang penuh sesak. Anggaran dana yang didapatkan dari APBN tidak bisa dialokasikan secara penuh hanya pada pembangunan penjara semata.

“Disini kita perlu bantuan dari pihak investor dan professional. Dimana jika salah mengalikasikan dananya, problem yang disebabkan oleh kekurangan infrastruktur ini justru bisa menambah pada problem lainnya,” tutur mantan Vice President of Appraisal and Structuring, Head of Risk Division, Indonesia Infrastructure Guarantee Fund ini.

Herman yang merupakan lulusan Lulusan ITB, UI dan Hiroshima University pun menutup diskusi dengan semangat pertumbuhan. Progressnya hingga April 2021, terdapat 33 projek infrastruktur di Indonesia yang telah ditangani dengan PPP. Dengan total nilai sebesar 335 trilliun rupiah, konsep PPP ini diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi banyak pihak.


Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021