Penggunaan energi sudah menjadi bagian dalam hidup manusia. Bahayanya, mayoritas energi yang dihasilkan di seluruh dunia pada dasarnya berasal dari energi fosil. Di sisi lain, keinginan kita terlepas dari sumber daya fosil tidak akan dapat dicapai hanya dalam hitungan hari. Terdapat proses panjang penuh liku dalam pemetaannya. Lalu, bagaimanakah merumuskan strategi yang tepat agar kita dapat menjamin keberhidupan social dan lingkungan untuk generasi kita di masa yang akan datang?

Hadir dalam sidang terbuka virtual SBM ITB Dosen Institut Teknologi Del Fitriani Tupa Ronauli Silalahi, memberikan paparan mengenai penelitian disertasinya. Lewat berjudul “A Hybrid Framework to Design Biodiesel-Petroleum Diesel Blends Supply Chain Policy in Indonesia”, kita dapat lebih memahami mengenai kemana jalan kebijakan ini secara keilmuan mengarah.

“Untuk menjalankan biofuel mandate, kita dihadapkan dengan 2 tantangan dari menejemen biodiesel, yakni mengenai permodalan dan pemetaan rantai pasoknya. Dimana secara umum permasalahannya dapat kita lihat adalah mengenai harga dasarnya yang lebih tinggi daripada bahan bakar fosil dan keterbatasan infrastruktur pendukung produksi,” tutur Fitriani.

Mencari Solusi

Data memprediksi bahwa pemerintah akan bisa sukses mengimplementasikan kebijakan penggunaan biodiesel B30 hanya dengan memberikan insetif-insentif yang dapat membangun ekosistem energi biodiesel berkembang. Dimana permintaan akan tercipta apabila terdapat berbagai keuntungan yang terasa, baik itu untuk kepentingan pelayanan public maupun non kepentingan pelayanan public. Selain itu, untuk suksesnya kebijakan B30 dan B50 pemerintah harus membuat kebijakan pendukung yang dapat melepaskan diri dari harga minyak sawit mendah dunia.

Selain dari sisi keuangan, solusi bisa terselesaikan dengan perencanaan terhadap pemetaan rantai pasok. Hal ini hanya akan bisa dicapai dengan cara meningkatkan kapasitas pembuatan dan penyimpanan biodiesel lewat pembangunan berbagai plants serta melakukan ekspansi terhadap tanki penyimpanan maupun berbagai infrastruktur pendukung lain yang telah tersedia.

Tantangan kedepan

Perlu digarisbawahi bahwa migrasi energi ini perlu dilakukan secara bertahap. Perlu waktu dan proses untuk membangun rumah produksi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar di masa depan. Dengan dengan tempo perubahan yang pas, Biodiesel-Petroleum Diesel Blends Supply Chain ini akan berjalan dengan maksimal tanpa menimbulkan pengaruh drastic dalam masyarakat.

Adapun yang perlu di eliminir atau di minimalisasi oleh pemerintah adalah faktor-faktor risiko ketidakpastian yang dapat mempengaruhi ongkos dalam rantai pasok. Seperti adalah proses panen sawit, harga minyak kelapa sawit, harga bahan bakar diesel, ongkos transportasi, kapasitas tanki, kapasitas plant dan ongkos investasi.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021