Growth hacking adalah salah satu strategi yang cukup efektif dalam mengembangkan bisnis, terutama bagi perusahaan rintisan (startup). Agar dapat memanfaatkannya secara maksimal bagi perkembangan startup, The Greater Hub mengundang Faiz Ghifari, founder dari Belajarlagi, untuk berbagi tentang growth hacking dalam sesi diskusi yang berjudul Get To Know: Growth Hacking Strategy.

Menurut Faiz, growth hacking adalah konsep yang berfokus pada pertumbuhan yang terus-menerus dari perusahaan. Konsep ini sangat relevan bagi startup karena definisinya yang menitikberatkan pada pertumbuhan. Faiz mencontohkan jika sebuah perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 1% setiap minggu, pada akhir tahun perusahaan tersebut akan menjadi 1.7 kali lipat lebih besar. Jika pertumbuhannya naik menjadi 5% per minggu, pada akhir tahun, perusahaan akan berkembang 12.6 kali lipat.

“Angkanya terlihat kecil, hanya 1%, 5%, naik 4%, tapi bedanya bisa jauh. Oleh karena itu, pertumbuhan sekecil apapun di startup, efeknya bisa besar,” ujar Faiz, menekankan pentingnya bagi startup untuk terus bertumbuh.

Namun, Faiz juga mengingatkan pendiri startup untuk mendahulukan kualitas produk yang baik sebelum memfokuskan tujuan pada pertumbuhan. Menurutnya, saat ini sangat sulit untuk mengkompensasi kerugian jika produk yang dimiliki kurang bagus karena banyak pilihan yang tersedia di market. Selain itu, produk-market fit yang tidak baik juga dapat mempengaruhi keberlangsungan startup di jangka panjang. Growth hacking dan produk sama-sama penting, tetapi lebih baik mendahulukan product development sebagai pendorong pertumbuhan perusahaan.

Ada dua pola pikir yang perlu dibangun dalam growth hacking menurut Faiz. Pertama, yaitu terus mencari feedback dari penguuna dan iterasi karena sifat growth hacking sangat berdasarkan data. Faiz menyebut Instagram sebagai contoh. Instagram mempertimbangan feedback dari pengguna mereka yang menyukai fitur photo sharing dan filter, lalu bertransformasi dari konsep awal mereka hingga menjadi seperti sekarang dan mengalami pertumbuhan pesat.

Pola pikir kedua yaitu tidak menargetkan semua orang dengan growth hacking. Sebagai startup, sumber daya yang dimiliki tentu terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk menargetkan massa yang banyak. Faiz menyarankan untuk fokus pada segmen innovator dan pengguna awal karena segmen ini adalah orang-orang yang paling membutuhkan produk startup. Selain itu, segmen ini juga cenderung loyal dan dapat menjadi perpanjangan marketing startup melalui word-of-mouth atau referral.

Kontributor: Janitra Nur Aryani, Management 2023