Bisnis jaman sekarang hanya bertumpu pada pendiri, tetapi tim yang super. Pendiri bisnis tidak dapat berdiri sendiri, terdapat organ-organ pendukung agar perusahaan bisa berjalan dan mencapai tujuannya. Namun, bagaimana caranya untuk kita agar memiliki orang orang yang bisa memaksimalkan tujuan dengan prinsip efektif dan efisien? Untuk itulah SBM ITB mengadakan kuliah tamu dengan narasumber, Founder & CEO Geekhunter, Ken Ratri Iswari

Wanita yang akrab disapa Ken ini menghidupkan kelas lewat penciptaan kesadaran mengenai pentingnya rekrutmen dalam suatu perusahaan. Pertama-tama, karena pada dasarnya tidak semua hal bisa kita kerjakan sendiri. Butuh skil skil teknis dan perangkat pendukung agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Rekrutmen juga diperlukan untuk memastikan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh perusahaan atau menjaga kualitas kinerja. Ketiga, rekrutmen ini pun dibutuhkan untuk menyaring kandidat yang akan masuk ke perusahaan untuk melihat sekilas kecocokannya dengan perusahaan.

“Sebagai tambahan bahwa venture capital biasanya memiliih untuk investasi pada perusahaan yang memiliki lebih dari single founder karena hal ini pada dasarnya terkait dengan pengelolaan risiko. Risiko permodalannya tinggi apabila bisnis hanya dikerjakan oleh single founder,” tutur Member Of The Board Of Advisors at Startup Bandung

Hal lain yang Ken ungkap dalam kelas ini adalah fakta bahwa rekrutmen itu mahal. Mulai dari korban biaya iklan lowongan kerja, biaya pelatihan, menurunkan produktifitas pekerja lainnya hingga pada biaya tidak terduga seperti salah rekrut, pencurian ataupun penggelapan dan lain sebagainya. Dengan demikian kita perlu metodologi yang dapat membuat proses rekrutmen menjadi efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Adapun 7 langkah yang perlu diketahui dalam rekrutmen adalah

  1. Target Setting (Man Power Planning/ Resource Planning), pada tahap ini, perusahaan mulai mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja di organisasi agar dapat memenuhi target yang perusahaan inginkan. Dimana nantinya kita mengetahui secara merinci kebutuhannya apakah dapat dilakukan melalui freelancer atau perlu pekerja tetap.
  2. Sourcing, perusahaan secara aktif mencari talenta yang diperlukan sesuai dengan target yang telah di tentukan
  3. Attracting, tahapan ini adalah sisi marketing dari sumber daya manusia, dimana biasanya perusahaan sedemikian rupa berhadapan dengan aktif atau pasif kandidat. Bagian sumber daya manusia disini sedemikian rupa membentuk persepsi masyarakat dan menciptakan employer branding lewat hal hal yang ditawarkan pada calon pekerja
  4. Screening, perusahaan disini bertindak untuk menyeleksi curriculum vitae dari kandidat yang masuk. Dimana biasanya berfokus pada kandidat yang paling diminati dan ditunda. Lalu apabila masih tidak mendapatkan pengisi poissi yang ada, maka perusahaan akan mencari lagi dari daftar tunda.
  5. Selecting, dari proses seleksi, perusahan biasanya mencari 3 hal, skillattitude dan cultural fit. Hal ini hanya dapat dilihat dan dideteksi lewat wawancara. Entah itu lewat user interview oleh calon atasan, human resource interview untuk mencari kesesuaian dengan kultur perusahan, panel interviewfinal interview yang bisa dilakukan dengan jajaran direksinya.
  6. Offering, tahap ini biasanya kandidat sudah masuk ke dalam tahap akhir. Dimana calon pekerja diberikan tawaran kerja, perjanjian, berikut dengan negosiasi remunersasi dan lain sebagainya. Hal yang perlu di garisbawahi oleh para pelaku seleksi disini adalah untuk cek ulang latar belakang dan cek referensi.
  7. Placement, proses penutup dari rekrutmen, dimana pekerja diberikan masa orientasi dan dipersiapkan untuk bekerja.

Di akhir sesi, Ken yang juga merupakan Mentor at The Greater Hub dan di Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, mengingatkan para mahasiswa. “Kenapa rekrutmen itu penting? Karena tidak semua orang adalah aset perusahaan. The Right Peorple adalah aset perusahaan yang penting. Maka dari itu, seleksi orang orang dengan benar agar perusahaan mendapatkan aset yang terbaik bagi kelangsungan kinerjanya,” kata Ken.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021