SBM ITB mengundang Dr. Monika Kackovic, MSC sebagai pengajar International Virtual Course yang diikuti oleh mahasiswa di seluruh dunia, Selasa (19/7/2022). Monika Kackovic adalah Asisten Profesor dan koordinator program MSc BA Kewirausahaan dan Inovasi dalam Industri Kreatif (EMCI) di University of Amsterdam Busines School. Dia juga mengajar di program EMCI di University of Amsterdam. Selain sebagai dosen, Monika juga aktif menjadi seniman visual dan konsultan di bidang seni budaya.

Dalam International Virtual Course, Dr. Monika menyampaikan materinya dengan judul Soft Power: Creative and Cultural Industries yang membahas tentang soft power, industri budaya dan kreatif (CCI), mengapa CCI penting, memahami kesuksesan di CCI, dan kasus bisnis. Monika membuka kuliahnya dengan menyebutkan tentang masyarakat madani Indonesia beserta budaya dan alamnya yang terdiri dari berbagai makanan, seni, musik, dan bahasa, seperti rendang, Batik Pekalongan, dan Wayang Golek.

Selanjutnya, Monika membahas tentang kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan menggunakan paksaan, pembayaran, dan daya tarik. Ia juga menyebutkan American Soft Power yang didominasi oleh popularitas film-film AS yang mempengaruhi urusan dunia dan melengkapi/ memperluas “hard power” dalam urusan militer dan ekonomi. Dia secara mendalam membahas industri film AS yang menurun sekitar 2017 karena perang dagang dan berkurangnya permintaan film AS di China.

Kemudian, Monika menantang siswa untuk memahami apa, mengapa, dan bagaimana mendapatkan/ mempertahankan soft power dengan mengekspor barang-barang kreatif & budaya ke seluruh dunia. Monika pertama-tama menjelaskan perbedaan jenis barang yang ada di pasaran, yakni search productexperience product, dan credence product. Ia kemudian menjelaskan tentang pemahaman budaya dan kreativitas dalam kasus kemeja Balenciaga dan kemeja Lidl yang memiliki perbedaan harga, meskipun memiliki desain yang sama. Terakhir, Monica memberikan rekap untuk memahami apa dan mengapa mendapatkan/ mempertahankan soft power dengan mengekspor produk kreatif & budaya ke seluruh dunia.

Kontributor: Tjia Alphani, Kewirausahaan 2022