Di dunia yang semakin modern, cara-cara lama untuk menjadi pemimpin dunia dengan menggunakan kekerasan dan peperangan menjadi tidak relevan. Oleh karena itu, soft power sebagai strategi untuk menempatkan negara di posisi strategis di mata dunia menjadi sangat penting. Program summer course SBM ITB, International Virtual Course 2022 yang mengangkat “Soft Power” sebagai tema sentralnya, hadir di sesi keempatnya pada Kamis (21/7/2022). Topik kali ini “Exporting Cultural and Creative Products: Soft Power to Win the World” bersama senior lecturer dari Universiti Sains Malaysia, Dr. Karpal Singh sebagai pembicara.

Dr. Karpal membahas strategi soft power yang digunakan oleh Tiongkok untuk memperkuat posisinya di kancah internasional. Menurutnya, ada dua elemen utama yang membangun soft power Tiongkok di Asia, yaitu program vaksin dan BRI.

“Ketika negara-negara barat menimbun vaksin untuk meraup keuntungan besar dan menggunakannya sebagai strategi untuk mempertahankan posisi mereka di dunia, Tiongkok dengan Sinovac-nya, berbeda. Mereka membagikannya dengan harga murah, bahkan gratis kepada negara-negara berkembang. Diantaranya termasuk Indonesia sebagai penerima pertama dan terbesar untuk Sinovac,” kata Karpal.

Program Digital Silk Road (DSR) sebagai dimensi teknologi dari Belt and Road Initiatives (BRI) Tiongkok yang berfokus untuk membangun infrastruktur digital lunak seperti memajukan jaringan nirkabel, investasi pada pengembangan kota pintar (smart city), platform e-commerce, artificial intelligence (AI), internet-of-things (IoT), serta aplikasi ekonomi digital lainnya juga membuka kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan ekonomi digital mereka yang sedang bertumbuh pesat.

“Begitulah cara mereka menggunakan soft power. Tiongkok menciptakan persepsi yang baik di mata masyarakat melalui BRI, mensponsori pembangunan infrastruktur di negara berkembang, juga memperluas kerjasama. Semua itu meningkatkan konektivitas kembali ke Tiongkok, sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar untuk Tiongkok dan memperkuat negaranya di ekonomi internasional,” tutup Karpal.

Kontributor: Janitra Nuraryani, Manajemen 2023