Era digital mengubah paradigma marketing hari ini. Untuk itu, SBM ITB  mengundang Academic Head Digital Marketing dan Digital Marketing Lecturer/ Trainer dari Purwadhika Digital Technology School, Andin Rahmana, menjadi dosen tamu di SBM (26/9/2022).

Menurut Andin, telah terjadi perubahan pola komunikasi pada marketing, yang tadinya vertikal menjadi horisontal. Konsumen tidak bisa hanya dilihat sebagai sebuah objek target promosi. Marketer dituntut untuk memberikan informasi yang setara dan relevan.

Dari sisi produk, komunikasi pun tidak hanya mengedepankan keuntungan produk. Komunikasi keuntungan harus disandingkan dengan pengungkapan nilai-nilai yang positif.

Sedangkan dari sisi konsumen, pola komunikasi dalam promosi suatu merek tidak hanya sekedar perlu untuk dipercaya. Tetapi harus mampu menjawab keresahan, kegelisahan serta keinginan yang dirasakan oleh konsumen.

Media tradisional, menurut Andin, dulu hanya bersifat linier, yakni menyampaikan dari satu orang pada banyak orang. Namun di era digital, paradigma tersebut berubah. Pola komunikasi saat ini mengedepankan interaksi dua arah. Di mana apabila dipetakan, semua orang bisa menjadi penyampai media pada orang lainnya.

Dengan pola komunikasi yang luas ini, berimbas pada kondisi yang dihadapi oleh para marketer. Mulai dari mengubah target ke arah yang lebih luas, penggunaan media yang tepat guna, serta alat ukur kompleks yang tepat untuk dipergunakan demi kepentingan perusahaan. Sebagai konsekuensi efek domino, marketer pun perlu memutar otak agar dapat mencapai pembiayaan yang fleksibel, kreatif dan efektif.

Bisnis tidak hanya sekadar melakukan promosi, penggunaan social media dalam bisnis pun menciptakan ekosistem merek menjadi lebih luas lagi. Penggunaan media social yang optimal dapat meningkatkan advokasi konsumen terhadap publik lewat ulasan ulasan, meningkatkan kedekatan dengan konsumen, serta tujuan tujuan kemungkinan positif lain yang belum ditemukan sebelumnya.

Menurut Andin, dalam menggunakan media sosial, perlu membuat konten media social yang efektif. Mesti ada keseimbangan antara apa yang perusahaan coba untuk sampaikan dengan apa yang konsumen inginkan dari perusahaan.

“Memenangkan hati netizen lewat media social merupakan hal yang cukup menantang. Secara garis besar, kita perlu mencari “sweet spot” atau konten social media yang efektif agar dapat menarik atensi dari target market,” ujar Andin. “Hal ini hanya bisa dicapai hanya dengan menyeimbangkan antara apa yang perusahaan ingin coba sampaikan dengan apa yang netizen mau baca, dengar ataupun konsumsi.”

Adapun beberapa pilar konten yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan citra dari merek dalam social media adalah keseimbangan antara edukasi, inspirasi, informasi, promosi dan interaksi. Dengan dukungan dari tulisan yang jelas dan mudah dimengerti, visual yang menggugah, ataupun video yang menarik hati, diharapkan konten relevan tersebut dapat atau menjadi hal yang membuat netizen tertarik sejenak atau thumbstopping.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021