SBM ITB mengadakan acara tatap muka mengeksplorasi dampak sosial dari sekolah bisnis pada Rabu (11/02/2022). Eksplorasi itu adalah upaya SBM untuk meningkatkan kualitas pendidikan bisnis. Komitmen ini merupakan bagian dari keanggotaan SBM ITB dalam Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), organisasi global pendidik, siswa, dan bisnis yang didedikasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bisnis.

Eksplorasi dibuka oleh dua pengajar SBM ITB, Dzikri Firmansyah Hakam dan Ilma Aulia Zaim. Hadir para pengajar SBM ITB lainnya seperti Santi Novani, Aurik Gustomo, dan masih banyak lagi.

Direktur Riset dan Pengetahuan SBM ITB Atik Aprianingsih mengisi sesi berbagi. Menurut Atik, tiga faktor penting berperan dalam menciptakan sekolah bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat, yaitu pemberdayaan bakat, kesejahteraan masyarakat, dan kinerja organisasi. Sekolah bisnis berperan dalam membangun koneksi, menyelesaikan masalah bisnis, mengembangkan pemimpin yang digerakkan oleh tujuan, menciptakan pusat pembelajaran seumur hidup, dan menginspirasi orang lain.

Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB saat ini berfokus pada banyak bidang yang meningkatkan dampak sosial. Dampak sosial yang menjadi fokus sekolah tidak hanya dalam penelitian tetapi juga meningkatkan keterampilan kepemimpinan.

Dalam menyusun strategi peningkatan mutu sekolah, SBM ITB menitikberatkan pada empat faktor kritis. Empat faktor itu adalah pendefinisian, prioritas, pelaksanaan, dan pengukuran, yang kesemuanya mempertimbangkan visi dan misi sekolah.

Semua ini kemungkinan akan mempengaruhi kurikulum dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu, komunikasi sangat dibutuhkan dalam membangun dampak sosial bagi para pemangku kepentingan seperti mahasiswa, alumni, dosen, dan masyarakat.

AACSB akan membimbing SBM ITB dalam membuat strategi berdasarkan standar tersebut. SBM ITB mempertimbangkan standar 1, standar 4, standar 8, dan standar 9.

Standar itu di antaranya, standar 1 berfokus pada pernyataan misi, inisiatif strategis, tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama dan membahas bagaimana sekolah bermaksud membuat dampak sosial yang positif. Sementara standar 4 mengeksplorasi konten kurikulum, manajemen dan inovasi kurikulum, pembelajaran berdasarkan pengalaman, pembelajaran sepanjang hayat, dan dampak sosial.

Standar 8 berkaitan dengan dampak. Ada dua jenis dampak yang dipakai untuk mengukur keberhasilan sekolah. Dampak sosial tipe 1 dapat berupa penghargaan dan pengakuan penelitian (misalnya, seleksi sebagai anggota masyarakat akademik). Dampak sosial tipe 2 dapat berupa efek pada pengembangan bisnis, peningkatan merek atau citra SBM ITB, dan kontribusi melalui keanggotaan dewan dan badan pemerintah.

Terakhir, standar 9 mengeksplorasi keterlibatan sekolah dengan pemangku kepentingan eksternal yang mengarah pada dampak sosial.

Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB bertujuan untuk menciptakan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat melalui jaringan, seperti bekerja sama dengan universitas di seluruh Indonesia dan berfokus pada penelitian yang bermanfaat bagi banyak pemangku kepentingan. 

Kontributor: Aqila Gabrita Kamal, YP MBA 2021