SBM ITB mengundang pengajar sekaligus pelatih perbankan dan auditor Audita Setiawan SE.,MM.,CT.,CTA.,ACP., mengisi kuliah tamu Introduction to Business untuk mahasiswa baru SBM ITB pada (04/11/2022). Selain mengajar, Audita juga menjabat Corporate Secretary Universitas Sangga Buana YPKP Bandung.
Istilah audit, auditor, dan auditee masih cukup asing bagi mahasiswa baru di sekolah bisnis. Maka Audita membimbing mahasiswa baru untuk mengenal peran dan sikap yang tepat seorang auditor. Audita mulai dengan menjelaskan filosofi audit kepada mahasiswa.
Audita menjelaskan audit adalah pekerjaan mengumpulkan dan memeriksa bukti terkait informasi untuk menentukan apakah informasi yang diperoleh dan dilaporkan telah memenuhi standar yang telah ditentukan. Menurut Audita ada tiga jenis audit, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
Audita juga berbicara tentang generasi milenial di departemen audit internal dan kepatuhan. Generasi milenial sangatlah optimis, tech savvy, mampu menoleransi perbedaan, dan tidak ragu menyuarakan pendapatnya.
Namun, generasi ini masih perlu berkembang agar dapat sepenuhnya mengambil alih audit di masa depan. Misalnya, mereka harus lebih tangguh, meningkatkan komunikasi, dan menjadi lebih dewasa dan berpengalaman.
Terakhir, Audita menekankan prinsip etika seorang auditor, yaitu berintegritas, objektiv, profesional dan cermat, menjaga kerahasiaan dan berperilaku profesional. Baik di industri audit maupun industri lainnya, profesionalitas adalah sesuatu yang harus selalu diperhatikan di tempat kerja.
Secara singkat, profesionalitas adalah sikap kerja positif yang dilandasi dengan semangat tinggi untuk mendapatkan hasil optimal. Untuk menjadi profesional, seseorang harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang kuat, bertanggung jawab dan memenuhi standar moral, memiliki kemampuan perencanaan strategis yang jelas, memiliki etos kerja yang baik, dan memiliki semangat untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Audita menutup kuliah dengan membacakan angel principle dari Ary Ginanjar.
“Berbuat baiklah setiap waktu bukan karena mengharapkan sesuatu, tetapi karena Anda sadar bahwa itulah peran yang harus dimainkan. Biarkan kebaikan mengalir dari tangan Anda dan biarkan benak Anda terbebas dari perasaan berjasa.”