Ide dan pertanyaan penelitian merupakan bagian terpenting dalam penulisan tesis. Tinjauan pustaka yang cermat terhadap penelitian-penelitian terdahulu–termasuk subjek, permasalahan, dan metodologinya–dapat membantu mempertajam ide dan pertanyaan yang hendak dijawab dalam tesis.

Eka Yuliana, pengusaha sekaligus dosen Telkom University, membagikan peran tinjauan pustaka dalam tesis tersebut saat mengisi kuliah tamu Research Methodology for Business bagi mahasiswa semester tiga Young Professional MBA Batch 68 di Bandung (22/9).

“Saya ingin kalian mendapatkan ide setelah sesi ini. Saya ingin kalian menemukan passion dalam tesis yang akan ditulis nanti,” kata Eka dalam kuliah tamu tersebut.

Eka menyoroti ada dua jenis penelitian dalam penulisan tesis: primer dan sekunder. Penelitian primer mengumpulkan data langsung dari subjek penelitian, sedangkan penelitian sekunder mengumpulkan informasi dari hasil penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka berada bagian penelitian sekunder.

Ini adalah metode penelitian sekunder yang melibatkan pengumpulan data yang bertujuan spesifik, mengklasifikasi data, dan menginterpretasi data. Metode ini menggunakan metode eksplisit untuk mengidentifikasi dan mensintesis studi relevan yang dapat dipakai oleh mahasiswa MBA saat menulis tesis.

Tak hanya memunculkan ide, tinjauan pustaka juga membantu mahasiswa untuk mendefinisikan masalah atau problem definition.

“Kalian hanya dapat menemukan pertanyaan penelitian jika kalian sudah mendefinisikan masalah yang ingin dibahas. Temukan fenomena dan masalah yang ingin diamati, tidak perlu memikirkan solusi [dahulu],” kata Eka.

Pertanyaan penelitian yang ditarik dari definisi masalah sering kali ditulis sebagai hipotesis. Menurut Eka, hipotesis merupakan “praduga yang didasarkan pada data yang tidak lengkap” yang perlu dibuktikan lebih lanjut melalui hasil penelitian.

Dengan tinjauan literatur yang sistematis, hipotesis akan lebih memiliki hubungan dengan dasar-dasar ilmu sehingga dapat memandu arah penelitian.

Sementara itu, dalam laporan penelitian, menurut Eka, ada empat bagian utama yaitu pendahuluan, metodologi, hasil, dan pembahasan. Tinjauan literatur sistematis ada di semua aspek laporan penelitian.

Tinjauan literatur sistematis dimasukkan ke dalam pendahuluan sebagai latar belakang untuk menjelaskan urgensi penelitian. Di samping itu, tinjauan literatur sistematis membantu peneliti menentukan metode terbaik untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data. Terakhir, tinjauan literatur sistematik memperdalam pembahasan dengan menambahkan perbandingan terhadap penelitian lain yang sejenis dan teori yang sudah ada.

Eka mengakhiri kuliah tamu dengan praktik penggunaan Platform ProQuest dalam membuat tinjauan literatur sistematis. Kunci untuk mempermudah proses ini adalah dengan memfilter jurnal dan paper yang tersedia berdasarkan relevansinya. Di ProQuest, seluruh civitas akademika SBM ITB dapat mengakses dan memfilter paper berdasarkan topik, waktu penerbitan, area penelitian, kata kunci, dan judul jurnal.

Nadiya Rahmawati, salah satu mahasiswa Young Professional MBA Batch 68, menyampaikan kekagumannya terhadap metode tinjauan literatur sistematis.

“Metode ini akan sangat membantu dalam membangun isi tesis saya dan memperkuat landasan keilmuan saya,” tutupnya.

Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69