Usaha hilir migas dibagi menjadi empat sektor, yaitu pengilangan, perdagangan, penyimpanan, dan pengangkutan. Erich Pesiwarissa, President Director BP Trading & Shipping Indonesia, memperkenalkan masing-masing sektor itu saat mengisi seminar di Gedung Freeport SBM ITB (23/9) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa MBA ITB (ASOMBA) 2023.

Menurut Erich, saat ini terdapat 10 kilang minyak di Indonesia dengan total kapasitas 823.000 barel per hari. Namun demikian jumlah itu masih kurang karena konsumsi harian BBM nasional mencapai 1.230.000 barel per. Pertamina tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi semua permintaan tersebut.

Pada awal 2000an, industri hilir migas di Indonesia seperti bisnis pengisian bahan bakar umum masih tergolong kecil dan terkonsentrasi. Tapi kini, ada beberapa pemain besar di Indonesia sehingga membuat Pertamina tidak jadi pemain tunggal lagi.

“Di zaman sekarang ini, transparansi is the norm,” Ujar Erich saat menjelaskan pertumbuhan investasi swasta di industri migas Indonesia.

Privatisasi menyebabkan perlunya transparansi dan diikuti dengan pengawasan konsumen yang lebih tajam.

“Efeknya adalah peningkatan kualitas produk. Misalnya, tidak ada pom bensin yang mau ‘bermain’ dengan meteran liter lagi,” tambah Erich.

Menurut Erich, masih ada tantangan pada industri hilir migas khususnya energi terbarukan dan penyimpanan energi. Untuk itu diperlukan adanya insentif yang sangat penting untuk memastikan pertumbuhan pemenuhan energi Indonesia yang sehat. Insentif diperlukan karena sifat bisnis migas yang berisiko tinggi.

Perusahaan penyimpanan dan pengangkutan minyak perlu memastikan bahwa mereka dapat memasok energi secara profitable, reliable, dan sustainable, sekaligus menghadapi risiko lain seperti risiko kredit dan risiko pasar. Karena tingginya risiko bisnis, insentif seperti tarif sewa lahan, ketersediaan lahan, ketersediaan akses ke pelabuhan, dan jarak yang dekat dari kawasan pemukiman/industri dapat menjadi cara untuk menarik lebih banyak investasi di industri migas.

Di Indonesia sendiri, BP Trading and Shipping, lini bisnis BP di sektor hilir, adalah menghubungkan rantai pasok energi, mulai dari oil rig hingga pasar. Selain minyak mentah, BP Trading and Shipping juga memperdagangkan bahan kimia, produk olahan minyak, biofuel, gas alam, listrik, mata uang, dan produk lingkungan. Diversifikasi produk memungkinkan BP Trading dan Shipping untuk mempertahankan operasi bahkan ketika permintaan suatu produk rendah.

Rizky Amalia, Commercial Advisor BP Trading and Shipping, menyatakan BP terlibat aktif dalam upaya mencapai bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025. BP telah melakukan beberapa proyek energi terbarukan di Indonesia, seperti energi hidrogen, pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, dan pembangkit listrik panel surya. Namun demikian BP masih menghadapi persaingan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara yang bisa menghasilkan listrik dengan biaya lebih murah.

Erich Pesiwarissa, President Director BP Trading & Shipping Indonesia, memperkenalkan masing-masing sektor itu saat mengisi seminar di SBM ITB yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa MBA ITB (ASOMBA) 2023
Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69