Di era digital saat ini, banyak aplikasi dan teknologi telah terbukti memudahkan kegiatan bisnis. Para pelaku bisnis atau perusahaan yang berhasil mengimplementasikan teknologi dalam operasional hariannya cenderung lebih cepat berkembang dan maju.

Penerapan teknologi dalam dunia bisnis itu jadi materi utama kuliah tamu Perencanaan Sumberdaya Perusahaan yang diisi oleh Founder & CEO PT. Ctech ERP Indonesia, Dr. Ir. Agung Terminanto, MBA, IPM, CEA, CEL di SBM ITB pada Minggu (24/9).

Ctech ERP telah membuat salah satu perangkat lunak yang cukup fenomenal yakni Odoo. Di kelas tersebut, Agung banyak membahas topik navigasi dan perjalanan bisnis digital dengan penerapan ERP Odoo.

Secara umum, seiring berjalannya waktu, dunia industri berkembang secara perlahan dan semakin canggih. Saat ini kita berada di fase revolusi industri 4.0 di mana karakteristik utamanya adalah integrasi sistem fisik dan digital yang mulus. 

Contoh nyatanya berupa penggunaan teknologi berbentuk Internet of Things (IoT), adanya data besar dan analitik bersama CPS, juga perangkat pintar untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain atau dengan operator manusia. Integrasi ini memungkinkan pertukaran data dan pengambilan keputusan secara real-time. 

Dengan kondisi industri yang sudah canggih, hal ini membuka pintu untuk banyak pelaku bisnis agar bisa masuk ke dalam pasar. Maka kita harus bisa mengerti kondisi sekitar dengan menggunakan kerangka kerja VUCA. Kerangka kerja ini berfungsi sebagai alat untuk memahami dan mengatasi tantangan dan peluang yang muncul di dunia yang dinamis dan kompleks saat ini. 

Agung VUCA sendiri terdiri dari elemen volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Untuk bisa memahami dan mengatasi permasalahan yang nampak dari VUCA ini maka tiap elemen yang ada harus diberikan solusi. 

Volatilitas harus diatasi dengan pembuatan visi yang kuat, ketidakpastian dipecahkan dengan pemahaman yang kuat terhadap lingkungan dan pasar sekitar, kompleksitas bisa ditangani dengan menetapkan sifat kejelasan atau  keaslian dalam informasi atau data, dan yang terakhir adalah ambiguitas yang bisa dikendalikan dengan pengaplkasian sifat kelincahan dan kemampuan beradaptasi. Di samping itu, jika dilihat secara umum, industri 4.0 memiliki kebutuhan yang cenderung membutuhkan kolaborasi secara besar dan fleksibel.

Melihat kebutuhan dan pasar industri yang semakin dinamis inilah yang mempengaruhi kompleksitas operasional dari bisnis. Oleh karena itulah muncul sebuah sistem bernama ERP.

ERP, Enterprise Resource Planning, adalah solusi perangkat lunak komprehensif dan terintegrasi yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola dan menyederhanakan berbagai proses dan fungsi bisnis. Sistem ERP dirancang untuk memfasilitasi aliran informasi dan data di berbagai departemen dan fungsi dalam suatu organisasi, mendorong efisiensi, kolaborasi, dan pengambilan keputusan berdasarkan data. Ia menawarkan beberapa manfaat, termasuk peningkatan efisiensi, pengurangan biaya operasional, peningkatan akurasi data, proses yang disederhanakan, dan peningkatan kolaborasi antar departemen.

Odoo, menurut Agung, adalah salah satu produk atau bentuk nyata dari sistem ERP. Odoo sendiri berupa perangkat lunak manajemen dengan konsep all in one dimana langsung menghubungkan antara perusahaan dengan customer. 

Di dalam perangkat lunak ini terdiri dari berbagai aplikasi yang saling terhubung satu sama lain mulai dari bagian penjualan, keuangan, operasi, manufaktur, sumber daya manusia, pemasaran, penyesuaian, dan situs web. Masing-masing dari divisi ini memiliki beberapa program atau kegiatan yang difasilitasi oleh Odoo. 

Misalnya solusi sistem untuk bidang manufaktur dengan ERP Odoo berupa perencanaan manufaktur, daftar materi tagihan, aturan stok minimum, analisis inventaris dan manufaktur, pelaporan analisis, analisis produktivitas, waktu kerja dan waktu henti mesin, pengendalian proses, dan kontrol kualitas. 

“Odoo adalah perangkat lunak yang mengintegrasi keseluruhan aplikasi, pastinya sistem ERP di Odoo melakukan Integrasi Front to Back End mulai dari Point of sales, kemudian ke platform e-commerce dan terakhir menghasilkan penjualan yang dicatat dalam sistem,” ucap Agung Terminanto. 

Kontributor: Luthfaliya Zahira, Manajemen 2025