West Java International Airport (BIJB) Kertajati di Majalengka resmi menggantikan peran Bandara Husein Sastranegara di Bandung mulai akhir Oktober lalu. Semua penerbangan di Husein dipindahkan ke Kertajati.  

Pemindahan ini dipercaya akan mempercepat berkembangnya Kawasan Metropolitan Cirebon Raya atau Rebana yang membentang dari Subang sampai Cirebon. Harapan itu muncul dari Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Ir. Bernardus Djonoputro, M.M., IAP, saat mengisi kuliah tamu untuk kelas Ekskutif Kepemimpinan Bisnis Magister Administrasi Bisnis Institut Teknologi Bandung (BLEMBA ITB) Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung Kampus Jakarta pada Jumat (3/11).

Kawasan Metropolitan Rebana terdiri dari 7 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, serta kawasan pendukung Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Jumlah populasinya mencapai 10 juta orang.

Kawasan ini termasuk ke dalam proyek strategis nasional bernilai Rp 234,596 Triliun atau setara USD17 miliar. Di dalamnya termasuk 81 proyek infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, bendungan, transportasi, dan sumber daya air dengan 2 pola perencanaan: kota layak huni dan pusat pertumbuhan berkelanjutan.

Dalam kelas, Bernadus Djonoputro membagikan pengalamannya memimpin proyek tersebut. Bernardus berbagi bagaimana menghindari tumpang-tindih wewenang dengan pemerintah setempat dalam menjalankan proyek tersebut.

Bernadus mengungkap tugas dan wewenang antar badan harus dinyatakan secara jelas. Pemerintah setempat merupakan alat sekaligus pelaksana, sementara badan yang dipimpinnya adalah fasilitator. Fasilitator juga bertugas melakukan pendekatan baik kepada pemerintah maupun masyarakat setempat.

Hal tersebut sejalan dengan tiga harapan Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana. Pertama, menyelenggarakan fasilitasi dan pemenuhan pelayanan bidang investasi, penataan ruang, dan infrastruktur di kawasan. Kedua, memberikan manfaat bagi perkembanagan perekonomian dan pembangunan daerah. Terakhir, optimasi pengelolaan dan sinergi peran dalam pelayanan yang bersifat lintas wilayah administratif, lintas fungsi, dan lintas dampak.

Dari pengalaman itu Bernardus menyimpulkan, salah satu bekal untuk menjalankan kepemimpinan antara lain, harus memiliki visi (harapan) yang jelas, yang didukung oleh pembagian tanggung jawab dan wewenang antar badan, instasi, dan departemen, dengan arah pola perencanaan yang jelas pula.

Written by Student Reporter (Aliva Rachma Delia, MBA YP 67)