Kegagalan merupakan bagian penting dari pengembangan bisnis. Demikian Yasalini Kusuma Dewi, pemilik Pawon Pandawa Lima, sebuah usaha makanan dan minuman yang memiliki spesialisasi pada nasi bungkus dan tumpeng premium, berbagi pengalamannya. Yasalina berbagi pengalaman kewirausahaannya saat mengisi kuliah tamu Marketing Management di kelas MBA ITB pada Senin (27/11). 

Yasalini saat ini masih bekerja sebagai seorang pegawai negeri di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Melalui pengamatan pribadi, ia mengidentifikasi peluang untuk menyediakan makanan siang bagi peserta rapat yang diadakan kantor. Memanfaatkan pengetahuannya tentang anggaran pemerintah, ia bisa merumuskan jenis produk dan harga yang sesuai.

Materi yang disampaikan Yasalini menekankan pentingnya strategi pemasaran dalam perencanaan bisnis. Integrasi Marketing 4P’s (product, price, promotion, and place) dengan faktor pendukung seperti kemitraan, praktik marketing yang etis, dan diversifikasi sumber pendapatan adalah kunci kesuksesan Pawon Pandawa Lima. Berdasarkan penelitian pasar yang ia lakukan, Yasalini memilih masakan Indonesia sebagai produk yang ideal untuk bisnis makanannya. 

“Orang Indonesia tidak pernah bosan dengan masakan Indonesia,” tegasnya.

Salah satu hambatan utama bisnis Pawon Pandwa Lima adalah kondisi pasar yang sudah jenuh. Karena itu, Yasalini membedakan Pawon Pandawa Lima dari bisnis sejenis dengan memberikan layanan tambahan. Selain tumpeng dan kotak makan siang, bisnis ini menawarkan layanan katering, yang memerlukan karyawan untuk memiliki keterampilan penting dalam penyajian makanan langsung ke konsumen, penanganan keluhan, dan komunikasi efektif

Mengingat sifat produknya yang mudah basi, pengiriman harus secepat mungkin. Lokasi strategis Pawon Pandawa Lima di Jakarta Selatan, dekat dengan pelanggan utama di kantor-kantor pemerintahan di Jakarta Pusat, memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis.

Pawon Pandawa Lima menggunakan iklan online dan media sosial sebagai media utama kegiatan promosi. Mematuhi etika pemasaran, seperti selalu menggunakan foto-foto asli, menjadi landasan strategi brand awareness mereka.

Menutup sesi, Yasalini menyampaikan kepada peserta tentang pentingnya diversifikasi sumber pendapatan. 

“Tren pasar berubah, selera juga berubah,” jelasnya. 

Meskipun spesialisasi dalam suatu produk atau layanan baik untuk reputasi bisnis, Yasalini menekankan pentingnya kemampuan menawarkan berbagai produk dan layanan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.

Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69