Tiga mahasiswi Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Tim Maya berhasil meraih juara nasional pada ajang L’Oréal Brandstorm 2024 pada 23 Maret lalu. Mereka akan mewakili Indonesia di tingkat internasional yang akan digelar di London pada Juni nanti. Terdiri atas Saskia Deffa Febriend (19021241) dari Program Studi Manajemen, Priscilla Auleader Napitupulu (18221098), dan Clara Alrosa Fernanda Sinaga (18221099) dari Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, ketiga mahasiswi ini berhasil mengalahkan lebih dari 2000 partisipan yang berasal dari seluruh Indonesia..

Saskia, anggota tim yang berasal dari Program studi Manajemen SBM ITB angkatan 2024 mengatakan, memenangkan kompetisi ini bukan sekadar adu ide semata, melainkan juga tentang kerja sama tim dan manajemen waktu. 

“Kami membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing, Clara di bagian riset latar belakang permasalahan, Priscilla di bidang teknologi, produk, dan inovasi, lalu saya di aspek bisnis dan komersialisasinya,” ujarnya pada Jumat (5/4), menjelaskan bagaimana komposisi di dalam Tim Maya.

L’Oréal Brandstorm merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan brand kosmetik terkemuka, L’Oréal Group. Mengangkat tema “Reinvent the Future of Professional Beauty through Tech”, peserta diharuskan membuat inovasi pada industri kecantikan dengan memanfaatkan teknologi terkini. 

Tahun ini sendiri adalah kedua kalinya Tim Maya mengikuti kompetisi L’Oréal Braindstorm Competition. Pada edisi sebelumnya Tim Maya hanya menjadi pemenang favorit. Priscilla mengatakan, mereka banyak belajar dari pengalaman tahun lalu sehingga bisa menjadi juara satu pada edisi tahun ini.

“Dengan tim yang berasal dari latar belakang keilmuan yang berbeda membuat kami dapat berbagi banyak pandangan dan ide,” kata Priscilla. 

Selama empat bulan lebih Tim Maya melewati beberapa tahapan sebelum akhirnya keluar menjadi juara. Mereka memulai langkah dari tahap brainstorming ide dari studi kasus yang telah diberikan. Mereka diharuskan mencari solusi terkait permasalahan rambut dengan mengutilisasi lini produk L’Oréal.

Selanjutnya mereka melewati tahap preliminary di mana setiap tim diharuskan untuk mengirimkan dokumen solusi yang diajukan. Sebanyak 900 tim yang mengikuti preliminary dikurasi menjadi 10 tim yang lolos ke tahap final nasional. Pada tahap final, tim mempresentasikan produk yang telah mereka rancang langsung dihadapan jajaran pimpinan eksekutif L’Oréal Indonesia.

Clara menjelaskan bahwa Tim Maya melakukan banyak hal agar bisa menjadi pemenang dalam kompetisi ini. Mulai dari melakukan survei langsung kepada orang yang mengalami permasalahan terkait rambut, berkonsultasi dengan pakar rambut di berbagai salon, hingga bimbingan dengan dosen-dosen yang memiliki kepakaran di bidang farmasi dan teknologi. Clara juga menambahkan bahwa kunci dalam kompetisi ini adalah bagaimana memastikan bahwa produk yang diajukan juga sesuai dengan visi L’Oréal ke depannya.

Tim Maya akhirnya keluar sebagai juara dengan mengusung solusi yang berfokus untuk menangani masalah rambut rontok dengan menggabungkan dua teknologi terkemuka, yaitu ultrasound dan nanodroplets, lewat alat yang diberi nama FolliGenix. FolliGenix merupakan produk kesehatan rambut berbasis non-invasive solution yang dirancang oleh Tim Maya untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan serum pencegah kerusakan rambut serta dilengkapi dengan aplikasi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memantau pertumbuhan rambut penggunanya.

Dalam kompetisi internasional nanti, Tim Maya akan dibimbing langsung oleh mentor dari Lo’real Indonesia. Pemenang kompetisi di level internasional nantinya akan berkesempatan untuk merealisasikan ide yang telah dibuat langsung di kantor utama L’Oréal Paris selama tiga bulan. 

Menurut Clara, mengikuti kompetisi ini bukan sekadar untuk berlomba, tetapi juga untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri. Clara mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang telah diberikan oleh L’Oréal mengikuti kompetisi Brandstorm ini. 

“Melalui kompetisi ini kami diberikan tempat untuk belajar dan bertumbuh lebih baik lagi. Kami merasakan cara kami berpikir untuk menyelesaikan masalah, untuk merancang teknologi inovatif, dan yang terpenting membangun tim yang kuat sangat berkembang setelah mengikuti kompetisi ini” ujar Clara.

Kontributor: Ramel Akil Pratama, Manajemen 2024