SBM ITB baru berumur tiga tahun saat kedatangan seorang profesor tamu baru dari Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech), Jepang. Professor Kyoichi Kijima, seorang profesor yang disegani dengan spesialisasinya dalam ilmu sistem, telah mengabdikan 18 tahun untuk mengembangkan konsep berpikir sistem dalam manajemen bisnis di SBM ITB. Selama kunjungannya tahun ini, Prof. Kijima berbagi pengalamannya di SBM ITB, bagaimana beliau memanfaatkan latar belakangnya dalam bidang teknik untuk mengajar mata kuliah bisnis, dan kelompok penelitian dalam bidang ilmu sistem—Mafia Sistem.

Sejarah Profesor Kijima dengan ITB

Sejarah panjang Prof. Kijima dengan ITB bahkan lebih tua dari berdirinya SBM ITB itu sendiri. Karena ITB dan Tokyo Tech keduanya adalah institusi teknologi, hubungan kuat antara keduanya lah yang memperkenalkan Prof. Kijima kepada ITB. Oleh karena itu, ketika SBM diperkenalkan sebagai departemen baru, ITB sudah tidak asing lagi baginya.

Menurut Prof. Kijima, SBM ITB sangatlah menarik dikarenakan isomorf dengan VALDES—Departemen Ilmu Nilai dan Keputusan—di Tokyo Tech, yang pada saat itu juga merupakan departemen baru. Baik SBM maupun VALDES menggabungkan ilmu sosial, bisnis, dan ilmu humaniora dengan ilmu manajemen teknologi. Ini mengenalkan pendekatan lintas disiplin untuk bisnis dan manajemen tanpa membatasinya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di antara semua kelompok minat khusus yang tersedia di SBM, Prof. Kijima sangat tertarik pada Kelompok Minat Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategis. Kelompok minat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng., dan merupakan salah satu faktor yang sangat mendorong Prof. Kijima untuk berkolaborasi dengan SBM ITB karena erat kaitannya dengan bidang risetnya. Pada tahun 2006, Prof. Kijima memutuskan untuk bergabung dengan SBM sebagai profesor tamu, menjadikan tahun 2024 ini sebagai tahun ke-18nya di SBM.

Menggabungkan Ilmu Bisnis dengan Ilmu Teknik

Mengajar mata kuliah bisnis sebagai seseorang dengan latar belakang teknik industri, terutama ilmu sistem, memungkinkan Prof. Kijima untuk menghadirkan sesuatu yang baru. Bagaimana konsep sistem diterapkan pada segala macam hal, mulai dari sistem surya hingga bakteri, memungkinkan konsep tersebut diterapkan dalam menangani tantangan manajerial. Dalam konteks bisnis, menerapkan konsep sistem berarti melihat sebuah organisasi sebagai suatu sistem.

Berpikir sistem memiliki analogi antara organisasi dan manusia. Beliau mengatakan, “Manusia memiliki otak, neuron, bagian tubuh, dan semuanya. Semuanya saling terhubung, misalnya, gerakan lengan secara langsung dipengaruhi oleh pikiran otak. Sama halnya dengan organisasi; kita perlu melihatnya sebagai sistem yang dapat bertahan.”

Ilmu sosial tidaklah cukup, begitu pula ilmu teknik. Prof. Kijima percaya bahwa mengelola sebuah organisasi secara keseluruhan memerlukan kombinasi keduanya dengan menggunakan pemikiran sistem sebagai tulang punggungnya. Berpikir sistem adalah konsep dasar dari pemikiran logis dan desain, dan juga menyediakan dasar bagi ilmu layanan dan logika dominan layanan.

Mengajar di SBM ITB

Prof. Kijima mengajar di SBM ITB untuk dua semester setiap tahunnya, baik semester ganjil maupun semester genap. Setiap tahun, beliau akan datang secara langsung selama satu bulan pada semester genap dan mengadakan kelas daring selama semester ganjil. Beliau menyebutkan bahwa hanya saat pandemilah beliau tidak mengunjungi SBM dan betapa senangnya beliau bisa kembali tahun lalu.

Dalam mengajar mahasiswa dari berbagai tingkatan, Prof. Kijima berusaha membedakan metode pengajarannya dengan mengubah penekanannya. Dikarenakan masalah manajement merupakan masalah yang timbul dari situasi nyata, Prof. Kijima percaya bahwa mahasiswa Magister membutuhkan pemahaman konseptual yang kokoh tentang berpikir sistem terlebih dahulu untuk menangani masalah ini. Sementara untuk mahasiswa Doktor, Prof. Kijima menekankan interaksi beliau dengan para mahasiswa untuk mendukung penelitian PhD mereka. Setelah kuliah mereka berakhir, beliau akan meminta murid-muridnya untuk membuat presentasi mengenai penelitian mereka masing-masing, di mana beliau akan memberikan kritik dan masukan pribadi berdasarkan konsep berpikir sistem.

Setelah bergabung dengan SBM selama 18 tahun, Prof. Kijima menyatakan betapa senangnya beliau saat melihat pertumbuhan jumlah mahasiswa internasional setiap tahunnya. Beliau menyebutkan bahwa pertukaran pendapat antara dirinya, mahasiswa Indonesia, dan mahasiswa internasional dari Eropa, Asia, dan Afrika sangatlah menarik baginya. Selain itu, Prof. Kijima juga sempat bertemu dengan profesor tamu lain dari SBM di Portugal dan Belanda tahun ini, yang memberinya wawasan baru tentang mengajar dan penelitian. Interaksi budaya seperti ini dapat memberikan dorongan baru bagi mahasiswa dan anggota fakultas.

Mafia Sistem dan Kolaborasi Mahasiswa Indonesia-Jepang

melalui program Pembelajaran Berbasis Proyek Global (gPBL) SIT yang merupakan skema kolaborasi antara mahasiswa SBM ITB dan SIT. Prof. Kijima menyuarakan antusiasmenya tentang langkah kolaborasi baru ini. Tidak hanya memupuk hubungan yang lebih baik antara kedua universitas, tetapi kolaborasi ini juga akan memiliki dampak positif bagi Mafia Sistem.

Mafia Sistem adalah sekelompok peneliti dalam bidang konsep berpikir sistem, yang didirikan di Jepang, Indonesia, dan di seluruh dunia. SBM ITB sendiri memiliki peran penting dan pengaruh dalam Mafia Sistem di Indonesia. Dikarenakan pemimpin SIT adalah salah satu anggota muda Mafia Sistem, Prof. Kijima mengungkapkan betapa senangnya beliau melihat kolaborasi antara dua universitas tersebut, terutama sebagai anggota yang dihormati dari kelompok tersebut. Beliau menyatakan, “Kekuatan Mafia (Sistem) meningkat dan menyebar ke seluruh dunia.”

Masa Depan SBM ITB

“Indonesia diharapkan menjadi negara dengan GDP terbesar keempat pada tahun 2045. Pertumbuhan ekonomi seperti itu pastinya didukung oleh bisnis; oleh karena itu, peran SBM semakin meningkat,” ujar Prof. Kijima. Beliau yakin bahwa SBM ITB akan menjadi pusat kolaborasi di Indonesia dan pada tingkat internasional. Selain itu, dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki SBM, departemen tersebut akan menjadi kekuatan penggerak bagi bisnis-bisnis Indonesia untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Beliau berharap anggota fakultas SBM akan mengambil inisiatif dalam membangun reputasi kampus dengan mendiversifikasi penelitian mereka dari penelitian praktis menjadi penelitian akademis juga. Dengan menyebarkan aktivitas SBM di komunitas akademis secara daring dan berkontribusi pada komunitas akademis internasional, Prof. Kijima mengharapkan rasa hormat terhadap SBM akan tumbuh.

Kontributor: Puteri Tricahya Utami, Manajemen 2024