SBM ITB turut berkontribusi dalam Program Jagoan Wirausaha (JAWARA) Jawa Barat 2025 yang diluncurkan di Aula Timur ITB, Bandung, pada Jumat (16/5). Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat, Program JAWARA merupakan inisiatif pengembangan kewirausahaan siswa SMK berbasis data dan teknologi yang melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pendidikan hingga industri. Adapun mitra kolaborasi dalam program ini meliputi SBM ITB, GEMA Foundation, PT CHOLORINE, Telkomsel, ENI-VOKE dari SEAQIS.
SBM ITB berperan melalui program bootcamp pengembangan kemampuan pengambilan keputusan berbasis pengolahan data, dengan menghadirkan pelatihan Business Analytics dan Creative Entrepreneurship bagi siswa, guru, dan pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas analisis bisnis dan kreativitas berbasis data. Program itu antara lain Data Detective Bootcamp, Business Analytics Bootcamp, dan Entrepreneurship & Creative Learning Bootcamp.
“Program ini bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan siswa SMK berbasis data dan teknologi, membekali guru sebagai mentor bisnis, serta meningkatkan pemahaman design thinking dan penggunaan cloud analytics sebagai bagian dari inisiatif EDYP,” kata Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Edy Purwanto saat melaporkan penyelenggaraan JAWARA 2025.
Sementara itu, Perwakilan Lab Big Data dan Business Analytics SBM ITB, Shimaditya Nuraeni, menekankan pentingnya pemanfaatan data dalam dunia usaha saat ini. Di era teknologi tidak perlu lagi melakukan survei satu per satu. Di bidang apa pun, termasuk di SMK, pengambilan keputusan bisa lebih akurat melalui pengolahan data.
“Misalnya, bagaimana trend data penjualan memberikan insight terhadap produk apa yang perlu diproduksi berikutnya, bagaimana proses marketing selanjutna setelah hasil analisis promosi di sosial media,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa 70% usaha saat ini belum mampu mengubah data menjadi profit. Ketidakmampuan mengelola data sering kali berujung pada keputusan yang keliru, inefisiensi operasional maupun keuangan.
“Bahkan kehilangan peluang pasar,” ujarnya.
SBM ITB akan menghadirkan Data Detective Bootcamp, program eksklusif untuk SMK yang berlangsung dari Juli 2025 hingga Februari 2026, sebagai bagian dari Program JAWARA 2025. Program ini memiliki skema materi panjang, dengan pertemuan sebulan sekali bersama fasilitator.
“Semua jurusan SMK diundang untuk mengikuti pelatihan ini agar untuk lebih kaya perspektif, mendorong kolaboratif pada pendekatan pembelajaran berbasis problem,” jelas Shima.
Sementara Business Analytics Bootcamp berdurasi tiga hari yang melibatkan 900 peserta dari kalangan siswa SMA/SMK/MA, guru, dan pelaku UMKM. Program ini menawarkan pelatihan tiga keterampilan utama: pemasaran, keuangan, dan pembuatan dashboard untuk monitoring usaha.
Khusus bagi para guru SMK, SBM ITB mengadakan Entrepreneurship & Creative Learning Bootcamp selama dua hari. Program ini menekankan keterampilan design thinking, pengembangan 21st century skill untuk siswa dan keterampilan negosiasi, .
“Kalau siswa SMK yang program PWK kita latih untuk jualan, maka di program ini para guru PKK, KWU, dan BK diajak belajar bernegosiasi dengan supplier dan konsumen,” tutupnya.
Seluruh program pelatihan ini dirancang berbasis praktik, dengan pendampingan langsung dari mentor profesional SBM ITB. Program ini berkolaborasi antara Laboratorium Big Data dan Business Analytics dengan dosen dari kelompok keilmuan seperti Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi (ETM), Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategis (DMSN), Manajemen Manusia dan Pengetahuan (PKM), Strategi Bisnis dan Pemasaran (BSM), hingga Risiko Bisnis, Keuangan (BRF), dan Manajemen Operasi dan Kinerjat (OPM).
Program JAWARA diharapkan menjadi inspirasi dan model kewirausahaan sekolah vokasi nasional. Lewat kolaborasi dan inovasi, program ini menargetkan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di Jawa Barat dan Indonesia, sejalan dengan visi Jabar Istimewa.