Dalam prinsip pembangunan berkeberlanjutan, peran serta manusia dalam setiap sektor menjadi penting. Namun, manusia sebagai pelaksana, perencana, pengawasan, pengambilan keputusan maupun sebagai pemimpin dituntut tidak hanya menjalankan keilmuannya semata. Namun juga memiliki tanggung jawab pada sesama dan lingkungan hari ini dan generasi mendatang.

Oleh karena itu, faktor pendidikan menjadi penting bagi setiap insan di Indonesia. Tim Marketing dan Komunikasi SBM ITB berkesempatan untuk mewawancarai Director of Quality Assurance and Accreditation SBM ITB, Achmad Ghazali, untuk membahas hal tersebut, pada Sabtu (8/11/2021),

Achmad menuturkan, mendidik manusia bukanlah hanya sekedar transfer keilmuan, tetapi perlu keterlibatan pembentukan kepribadian dalam prosesnya. Achmad yang sejak 2012 menjadi Director of Quality Assurance and Accreditation SBM ITB ini memastikan bahwa kualitas pendidikan yang diberikan SBM ITB bukan hanya sekedar menghasilkan alumni yang memiliki pengetahuan yang mumpuni, tetapi lebih jauh lagi menjadi pemimpin-pemimpin yang memiliki integritas serta semangat keberlanjutan (sustainability).

“Tata kelola pendidikan itu bukan hanya sekedar kurikulum. Kami membangun nilai dan cara berfikir yang kritis, bertanggung jawab, dan berorientasi terhadap sustainability agar dapat terinternalisasi dalam setiap karakter mahasiswa sepenuhnya. Dengan harapan bahwa alumninya bisa menjadi pemimpin yang innovatif, humanis dan bertanggung jawab. Pendidikan terbaik adalah dengan menjadikan manusia sebagaimana esensinya, bukan sebagai sebuah produk,” tutur Assistant Professor dari People and Knowledge Management Interest Group SBM ITB.

 

SBM ITB, kampus tingkat dunia

Seperti prinsip Jeff Bezos mengenai “Day One Mentality”, Achmad mengatakan bahwa SBM ITB juga telah menerapkan kultur “tidak mudah merasa puas” terhadap pelayanan dan fasilitas yang ada. Walaupun telah memiliki pengakuan di tingkat nasional dan terakreditasi BAN-PT, SBM ITB akan terus berjuang untuk memberikan lebih daripada apa yang telah kita berikan hari ini. Untuk itu, Achmad dan tim Quality Assurance and Accreditation juga mengajak seluruh civitas untuk menjadikan SBM ITB menjadi kampus bertaraf internasional atau World Class Campus.

“Menjadi impian apabila SBM memiliki Triple Crown Accreditation dari The Association to Advance Collegiate Schools of Business (United States), The Association of MBAs (United Kingdom) dan The EFMD Quality Improvement System (European Union), sehingga tergolongkan 1% sekolah bisnis terbaik di dunia,” tutur pria lulusan Institut Teknologi Nasional, Institut Teknologi Bandung and Massey University, New Zealand (Aotearoa)

Kedepannya SBM ITB akan bergabung dengan Beta Gamma Sigma The International Business Honor Society, agar dapat masuk kedalam jejaring sekolah-sekolah bisnis terbaik di dunia. Dengan akreditasi internasional dan terbangunnya hubungan dengan dunia luas, diharapkan lulusannya dapat memiliki kapasitas yang mendunia.

Achmad pun menutup wawancara dengan pembahasan Quality Assurance and Accreditation menjawab tantangan secara regional. Dia menuturkan bahwa SBM ITB juga melihat kesempatan yang terbuka lebar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dan The Future of Asia. Tantangan ini hanya bisa dijawab dengan memastikan kualitas dari seluruh organisasi dan yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Dengan semangat kolaborasi, sejauh ini SBM ITB telah melakukan kerja sama dengan berbagai universitas di kawasan Asia dalam Association of Asia-Pacific Business Schools (AAPBS) dan Asean University Network for Business and Economics (AUN BE). Seperti Seoul National University, National University of Singapore, Nanyang Technological University, Universiti Putra Malaysia, Universiti Utara Malaysia, University of Malaya, Chulalongkorn University Thailand, Sasin School of Management Thailand, Thammasat University Thailand, Chiang Mai University, National Institute of Development Administration, Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.

“Saya berharap bahwa kedepannya kita bisa memberikan sesuatu yang lebih daripada hari ini. Dengan Day One Mentality dan semangat kolaborasi, kita bisa lebih terpacu untuk lebih berinovasi dan mencapai World Class Campus. Dengan demikian, kita bisa menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih membangun bagi mahasiswa, orang tua murid, masyarakat, bangsa dan negara,” tutupnya.

Ditulis oleh Student Reporter (Erwin Josua, EMBA 2021)