SBM ITB bangga memiliki kesempatan mengasah potensi dari insan terbaik bangsa untuk meraih prestasi di berbagai ajang perlombaan. Pada Senin (20/6/2022) Tim Marketing dan Komunikasi SBM ITB berkesempatan untuk mewawancarai perwakilan mahasiswa yang menjadi Best Team IDEAS Business Plan Competition oleh UGM 2022, Olivia Monica (Kewirausahaan, 2023) dan Fadhillah Eka Sucy (Kewirausahaan, 2023).

Saat diwawancara oleh Tim Marketing dan Komunikasi SBM ITB, Fadhillah dan Olivia menyatakan bahwa mereka sangat sangat senang telah meraih pencapaian sebagai pemenang lomba tersebut. Dengan bimbingan dan dukungan dari SBM dan dari ITB, mereka bisa mengikuti lomba dan menjadi Best Team IDEAS Business Plan Competition UGM 2022.

Selain memenangkan lomba yang terakhir, mereka juga senang karena projek yang berjalan dapat terus berkembang. Dari yang tadinya hanya sekedar ide, diwujudkan secara bertahap lewat lomba-lomba di berbagai kampus seperti Wilthreefest Competition Undip 2022 dengan raihan Juara 1, IO/FTI Business Plan Competition Untar 2022 dengan raihan Juara 3, IDEAS Business Plan Competition oleh UGM 2022 dengan raihan Best Team dan menjadi penerima Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) X Technopreneurship Orientation Program (TOP) Batch 1 2022. Hingga terealisasikan lewat proyek kerjasama dengan SMAN 2 Cibinong yang bervaluasi Rp 28.150.000.

Ide Awal Perjalanan

industri pendidikan, kelompok ini terbentuk. Seiring berjalannya waktu, satu per satu anggota tim lainnya pun diajak untuk ikut berkontribusi pada pembentukan sampai realisasi ide. Hingga hari ini, tim sudah terkumpul hingga 7 orang, 4 diantaranya berasal dari SBM ITB dan sisanya dari fakultas lain.

Setelah ide terealisasi, “Tim Leo” mulai mencoba mengikuti berbagai perlombaan yang ada.

Pada mulanya, mereka disarankan oleh para pembimbing mereka untuk coba mengikuti beberapa perlombaan. Tujuannya untuk menguji ide yang telah dipersiapkan matang-matang.

“Tanpa adanya ujian dalam perlombaan tersebut, ide kami hanyalah sekedar ide biasa. Tetapi dengan adanya perlombaan, ide kami menjadi semakin matang. Terutama lewat diskusi mendalam, persiapan materi dan presentasi-presentasi atau pitching pada banyak orang. Kami senang dengan semua dinamika yang ada dalam tim. Semua kooperatif, mau bekerja sama dan saling melengkapi,” tutur Fadhillah.

Seiring berjalannya waktu, “Tim Leo” merasa bahwa ternyata mengikuti perlombaan ini memiliki dampak positif bagi pribadi masing-masing, tim hingga projek yang berjalan. Dengan mengikuti perlombaan, tiap individu dan tim terus dipacu untuk berkompetisi untuk menjadi yang terbaik diantara orang orang yang terpilih.

Selain itu, perlu diketahui oleh teman-teman SBM ITB, bahwa “Tim Leo” tidak terhenti hanya pada lomba-lomba semata. Mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi realita kehidupan setelah masa perkuliahan mereka selesai. Hal tersebut bisa kita lihat dari dampak positif yang telah terlihat dari projek yang telah direalisasikan oleh mereka, yakni kerjasama dengan SMAN 2 Cibinong yang bervaluasi Rp 28.150.000. Untuk kedepannya, tim ini akan lebih berfokus pada pengujian minat market. Mereka berharap dapat mengembangkan ke institusi pendidikan yang kurang terjangkau, terutama di luar pulau Jawa.

Lewat jerih payah yang telah dikerjakan, “Tim Leo” optimistis dan terus bermimpi kedepannya mereka akan diversifikasi produk. Produk yang ditawarkan tidak hanya berfokus pada pengembangan siswa untuk mengikuti olimpiade saja, tetapi bisa berkembang lebih dari itu. Dalam waktu dekat, “Tim Leo” akan berfokus untuk membentuk persepsi positif terhadap merek yang diciptakan.

“Kami berharap brand kami dikenal di industry pendidikan. Seperti Ruang Guru sebagai platform pembelajaran daring, Ganesha Operation dan Inten yang merupakan bimbingan belajar untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Sedangkan ide kami adalah untuk membantu setiap siswa yang kami bimbing mencapai potensi maksimalnya. Kami bersyukur apabila tiap potensi bisa dimaksimalkan supaya bisa masuk di Olimpiade Sains Nasional (OSN),” tutur Olivia.

SBM dan Tim Leo

Fadhillah dan Olivia pun menceritakan bahwa SBM ITB sangat supportif dalam banyak hal. Mulai dari kurikulum, dosen, tenaga pendidik dan lain sebagainya. Kurikulum yang dibangun SBM ITB membuka mata para mahasiswanya agar dapat lebih memahami pola pikir penting dalam bisnis. Ditambah dengan ragam dosen yang mumpuni di bidangnya, mahasiswa pun dipacu untuk melampaui batas.

Terkhusus untuk dosen favorit, Leo Aldianto, berkat didikan tegas, disiplin, selalu berorientasi pada data dan memberikan target melampaui rata-rata, kelompok mahasiswa ini jadi lebih terpacu untuk berbuat lebih dari sekedar belajar. Tidak lupa juga bantuan dari pembimbing Sarah Ismullah dan mentor Hendarsyah Aditya, mahasiswa kebanggaan SBM ITB ini pun terpacu untuk mendapatkan raihan dalam berbagai ajang perlombaan. Dengan bantuan ekosistem pembelajaran di SBM ITB yang mendukung ini, mereka jadi lebih paham arah tujuan dari projek yang dijalankan. Berkat semua inspirasi dan pengalaman tersebut, Fadhillah, Olivia  dan tim menentukan nama tim ini dengan nama yang dapat mengingatkan semua untuk terus berjuang melebihi standard yang ada, yakni “Tim Leo”.

Pesan terbaik untuk teman SBM dan ITB

Di akhir pertemuan, Fadhillah dan Olivia mengajak teman teman di SBM ITB untuk mau mengikuti berbagai perlombaan untuk membawa nama baik SBM dan ITB. Mereka terus memberi semangat untuk terus memanfaatkan kesempatan yang ada. Jangan membuat penghalang dalam diri kita sendiri dengan pemikiran takut mencoba dan merendahkan diri kita sendiri. Karena pada dasarnya orang yang gagal adalah orang yang berhenti mencoba.

“Selain merealisasikan projek, kami pun masih mau membuka diri untuk ikut beberapa perlombaan yang mungkin ada di kemudian hari. Kami merasa lomba adalah kesempatan yang sangat bagus untuk menguji ide dan mencari kesempatan serta peluang. Menjadi rugi jika kami lewatkan begitu saja. Tidak perduli menang atau kalah, kami hanya ingin terus berusaha untuk mencoba,” ujar Fadhillah.

Ditutup dengan tips dari Olivia. Olivia mengatakan bahwa apa yang dikerjakan tidak bentrok dengan perkuliahan. Karena pada dasarnya, mereka merasa bahwa perkuliahan dan perlombaan adalah dua hal yang dapat berjalan beriringan. Adapun hal yang sangat penting dalam kinerja tim adalah bisa membagi waktu dengan baik agar bisa terus berkomunikasi dan mengerjakan projek ini secara bertahap. Hal ini bisa dikoordinasikan dan didiskusikan di malam hari setelah kewajiban dan tanggung jawab masing masing individu dapat tertangani dengan baik.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021