Tiga mahasiswa SBM ITB mempresentasikan rancangan terbaik kaderisasi dalam paparan Calon Ketua Orientasi (OS) Sekolah Bisnis Manajemen ITB pada Sabtu (17/9/2022). Raka Zaidan, Farhan Dzaky, Ammar Irfansyah, siap memberikan pendidikan terbaik kepada mahasiswa baru SBM ITB angkatan 2025, mengenai segala hal yang dibutuhkan dalam menjadi mahasiswa SBM ITB. Mereka siap mengawal penanaman nilai dan kultur, pertemanan, hingga bagaimana cara paling ampuh dalam menghadapi beban akademik di dunia perkuliahan.

Ketiganya memiliki visi dan metode yang berbeda jika nanti dipercaya menjadi Ketua OS SBM ITB. Ammar menekankan pada urgensi diadakannya OS SBM, Farhan menekankan pada relevansi diadakannya OS SBM, sementara Raka menekankan pada banyaknya inovasi yang sebenarnya bisa dilakukan di dalam pelaksanaan masa orientasi ini. Meskipun begitu, ketiganya sepakat akan satu hal, OS SBM bukanlah sekadar rangkaian pendidikan di waktu tertentu, melainkan titik permulaan dari penerapan nilai-nilai selama mereka kuliah di SBM ITB.

Ammar, yang mendapat giliran pertama untuk memaparkan ide, memulai presentasinya dengan menjabarkan segala keresahan mahasiswa SBM yang telah mengikuti masa orientasi. Rasa malu untuk berkenalan hingga kebingungan untuk bergabung dalam sebuah kepanitiaan di kampus adalah contoh keresahan mahasiswa baru. Menurut Ammar, OS SBM diperuntukkan untuk menunjukkan cara bagi masing-masing individu agar dapat mengatasi hal tersebut di kemudian hari.

“Kita bisa menjadi katalis bagi mereka dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di masa kuliah,” ujar Ammar.

Sementara menurut Farhan, terdapat tiga nilai utama yang telah dirancang oleh SBM ITB, yaitu etika (ethic), kemampuan (skill), dan pengetahuan (knowledge), untuk ditanamkan kepada mahasiswa. Ia menginisiasi konsep The Hero’s Journey, sebuah kerangka cerita pahlawan yang dipopulerkan melalui buku karangan penulis kenamaan, Joseph Campbell, bisa diterapkan ke mahasiswa baru.

“Kaderisasi itu bukan sekedar penanaman profil, tapi juga membentuk manusia. Membentuk manusia yang ideal dan sesuai harapan bukanlah pekerjaan yang mudah,” kata Farhan. Seorang mahasiswa nantinya harus menjadi seperti seorang pahlawan yang bermanfaat bagi sekitar.

Adapun Raka menekankan penanaman etika pada mahasiswa baru. Ia menganalogikan etika itu dengan Menara Saidah, sebuah menara di Jakarta yang terbengkalai, dikabarkan bangunannya miring karena pondasinya tidak kuat. Menurutnya, seperti itulah manusia tanpa beretika.

“Mereka akan menggunakan skill dan knowledge-nya untuk kejahatan, korupsi, dan sebagainya,” ujarnya.

Sesi tanya jawab berjalan dinamis. Acara Hearing Calon Ketua OS SBM ini sukses mengundang perhatian banyak pihak, tidak hanya dari kalangan mahasiswa angkatan 2024 yang akan jadi panitia, tetapi juga dihadiri oleh mahasiswa angkatan 2022 yang akan lulus pada tahun ini, Oktober nanti.

Kontributor: Rheza Mahesa Raharjo, Management 2023