SBM ITB berkomitmen mendukung perekonomian yang berprinsip pada kelangsungan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) agar lebih berdampak pada masyarakat. SBM ITB tengah berupaya untuk berkolaborasi dengan semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, komunitas dan masyarakat untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Guna mempertegas komitmen tersebut, SBM ITB telah mencanangkan semangat bertajuk  “Flying Together” di Bandung pada Selasa (31/1). Ketua SBM ESG Melia Famiola Hariadi menerangkan visi besar tersebut untuk mendukung arsitektur ekonomi masa depan. SBM ESG sudah melakukan kajian dan menguatkan tekad untuk mempertajam visi pendidikannya dengan mengambil peran penting dalam ekonomi global dengan berkonsentrasi pada ESG. 

“Untuk mendukung cita tersebut, SBM ESG menyusun 6 strategi, yaitu school governance, policy and strategy, sustainable learning, research, community in practice, stakeholder engagement, serta partnership & co-creation,” kata Melia, dosen SBM ITN yang bergelut di bidang CSR dan bisnis berkelanjutan tersebut. Strategi tersebut diturunkan lagi menjadi bubble yang diharapkan dapat berkembang terus berbagi manfaat.”

SBM memerlukan komitmen yang kukuh melalui tata kelola, aturan, dan strategi kampus yang terintegrasi untuk mewujudkan “Flying Together”. Haluan SBM pun kini bertumpu untuk mempersiapkan pemimpin bisnis masa depan yang peduli terhadap sosial dan lingkungan untuk mendukung keberlanjutan dunia.

Untuk melancarkan visi tersebut, SBM ESG berusaha untuk meningkatkan kapabilitas mahasiswa untuk menjadi agen perubahan demi ekonomi yang berkelanjutan. Saat ini tengah dipersiapkan pembelajaran kolaboratif serta memperbanyak kuliah berdasarkan pengalaman untuk membentuk kesadaran dan kemampuan mahasiswa.

Selain itu, sivitas akademika juga dituntut untuk membantu dunia bisnis menciptakan bisnis yang rendah karbon dan inklusif. Dosen-dosen diarahkan untuk melakukan riset yang memberikan dampak kepada masyarakat. Riset yang diharapkan juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

SBM juga berusaha untuk memantik keterlibatan segala pihak untuk turut mendukung kesuksesan cita ini. Sejumlah agenda sudah diinisiasi oleh SBM, seperti coaching clinic yang diadakan oleh The Greater Hub dengan memberikan bantuan pengembangan terhadap startup. 

“Sebagai wujud riil dari strategi, terdapat 3 bubble utama yang menjadi acuan. Bubble tersebut adalah SBM-Society (Economy for The Poors), SBM-Business (Sustainable Business Initiative), dan SBM-Environment (Circular Economy),” tambah Melia.

SBM ESG berencana akan memberikan anugerah ESG award kepada perusahaan yang sudah berproses dan berhasil dalam transformasi menjadi bisnis yang berkelanjutan. Di sini, penilaian yang diukur adalah bagaimana solusi perusahaan terhadap permasalahan lingkungan dan masyarakat.

“Ganesa Business Festival (GBF) akan dikemas menjadi lomba bisnis yang memberikan dampak besar terhadap masalah masyarakat,” ujar Melia. “Kami harapkan kegiatan ini dapat melahirkan change maker yang bukan hanya mendirikan sebuah bisnis, tapi juga memberikan solusi.” 

Pemenang penghargaan akan diberikan pendanaan bagi ide bisnis mereka. Rencananya, kegiatan ini akan mulai diterapkan pada tahun 2024 setelah melalui kajian terlebih dahulu. 

Written by Student Reporter (Bashravie Thamrin, Management 2024)