Resesi ekonomi memberikan pengaruh besar pada keberlangsungan bisnis. Saat pandemi, resesi pun sempat terjadi yang menyebabkan banyak bisnis bangkrut karena tidak bisa menyesuaikan diri atau lainnya. 

Dalam Ganesha Business Festival pada Sabtu (25/3), tiga perusahaan membagikan tipsnya bagaimana bertahan selama resesi dan pandemi. Mereka adalah Bluebird, PT Antam, dan Bittersweet by Najla

Menurut Chief Marketing Officer Blue Bird Mediko Azwar, Blue Bird melakukan banyak metode sebagai strateginya untuk bertahan dan berkembang selama resesi dan pandemi. Diantaranya, pengantaran antar kota, membuka jasa rental, tipe layanan sesuai kemauan pelanggan, dan logistik. 

Dalam kondisi pandemi yang mengakibatkan banyak perubahan, perusahaan ini melakukan disrupsi. Layanannya hadir dalam berbagai kanal seperti call center dan aplikasi Whatsapp. Mereka juga membuat fitur baru bernama easy pay. Pelanggan mampu membayar secara non tunai namun proses memanggil taksi masih secara konvensional.

Sementara itu, Antam melawan resesi pandemi dengan meningkatkan minat masyarakat dalam berinvestasi. Perusahaan emas ini tidak hanya menjual emas namun ada program lainnya yang ditawarkan yaitu perencanaan keuangan. 

Semulanya banyak masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan sistem tabungan, namun sudah tidak relevan di masa ini. Antam akhirnya mengambil langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bagaimana caranya untuk berinvestasi melalui pemasaran digital. 

Perusahaan ini juga menjual emas dengan pecahan cukup rendah agar bisa dibeli dari berbagai kalangan ekonomi. Emas yang dijual juga dalam bentuk fisik yang dilengkapi dengan lapisan Bullion Protect guna mencegah pembelian produk palsu.

“Resesi atau inflasi menyebabkan kurs dollar naik. Harga emas di luar negeri turun. Uniknya di Indonesia harga emas masih naik dan konsisten. Inilah yang disebut Heaven Aset,” tutur Nuning Wahyuningtyas sebagai Vice President Marketing PT Emas Antam Indonesia

Sementara Bittersweet by Najla mengandalkan media sosial dalam pemasarannya. Bittersweet melakukan pemasaran dengan metode cerita pada audiens melalui platform Instagram, Tiktok dan lainnya. Bahkan platform Tiktoknya menjadi akun nomor satu dengan pengikut terbanyak dalam usaha bisnis FnB Indonesia. 

“Kuncinya kita pakai sosial media karena memang itu adalah teknik pemasaran yang paling murah tapi efektif,” ucap Najla Farid Bisyir, CEO sekaligus Co Founder Bittersweet by Najla.  

Menurut Najla, bisnis ini berdiri karena ia ingin menyelesaikan permasalahan yang ada di pasar, yaitu mengantar kue ke berbagai daerah dan langsung ke tangan customer. Awalnya selama proses memasak, banyak distraksi yang dirasakan Najla seperti harus menemani anak bermain, memberikan makan dan lainnya. 

Najla akhirnya memutuskan untuk melakukan investasi dalam sistem kerjanya. Ia membangun dapur pusat dan mempekerjakan banyak karyawan untuk membantunya.

Bittersweet by Najla juga dapat dipesan melalui platform ojek online. Target Najla untuk Bittersweet kedepannya adalah mampu membuka outlet sampai luar negeri dan memperbanyak kolaborasi dengan pihak mitra luar.

Dalam Ganesha Business Festival tiga perusahaan membagikan tipsnya bagaimana bertahan selama resesi dan pandemi
Kontributor: Luthfaliya Zahira, Manajemen 2025