Almamater seorang mahasiswa terus menempel pada dirinya bahkan setelah lulus. Mereka dapat membuka relasi baru dengan mahasiswa-mahasiswi sebelumnya maupun di masa depan, sekaligus membuka berbagai jenis kesempatan baru. Begitulah potensi yang dapat ditemukan di Ikatan Alumni Sains Manajemen Institut Teknologi Bandung (IA-SM ITB) dan menjadi fokus R. Adrian Ariatin, S.Sn., MBA, DSM, sebagai ketua alumni untuk 5 tahun ke depan (2024-2029). Adrian diumumkan menjadi ketua alumni pada sebuah acara kumpul alumni pada tanggal 13 Januari 2023 lalu.

Perjalanan dari Mahasiswa menjadi Alumni
Perjalanan Adrian berawal ketika ia masuk ke dalam program MBA pada 2014, lalu berlanjut ke program Doktor Sains Manajemen pada 2019. Banyak perubahan yang terasa setelah memasuki lingkungan ini dibanding dengan sebelumnya. “Sebagai orang dengan latar belakang praktisi, rasanya di sini sangat berbeda dengan apa yang sudah biasa bagi saya sebelumnya. Banyak fokus terhadap sains, riset, dan berbagai macam istilahnya,” kata Adrian ketika ditemui di Bandung (22/1). 

Adrian melalui masa S2 dan S3-nya dengan lancar. Tidak lama setelah lulus S3, IA-SM mengumumkan bahwa mereka sedang mencari ketua ikatan baru. Adrian langsung mengambil kesempatan ini. Dia mendapat dukungan dari rekan-rekannya hingga dosen dan tenaga pendidikan di SBM ITB.

Ada yang menarik dari pencalonan Adrian sebagai ketua alumni. Saat itu dia sedang umroh sehingga mempersulit proses pencalonannya. Namun dengan dukungan dari kolega-koleganya, Adrian melanjutkan untuk mengambil kesempatan ini dan mulai merancang visi dan misinya. Seluruh proses ini, ditambah dengan administrasi dokumen dan pelaksanaan kampanye, diadakan secara asinkron dan daring selama dua hari. “Waktu saya tidak banyak waktu itu. Ketika materi sudah selesai, saya langsung menyebarkannya ke teman-teman di grup alumni MSM-DSM,” tambah Adrian. “Karena saya juga seorang illustrator, saya menghias materi tersebut dengan gambar-gambar saya sendiri. Berhubung urusan MSM dan DSM banyak bersama paper dan disertasi, saya rasa dapat menjadi lebih enak untuk dibaca.

Tantangan yang Akan Datang

Ketika ditanya tentang capaian yang ingin direalisasikan di periode ini, Adrian sempat menyebut keberadaan alumni yang masih rendah selama masanya di MBA. “Saya bahkan tidak tahu IA-SM itu seperti apa. Saya harus tanya-tanya ke beberapa alumni saat itu, dan dari situlah saya mendapat beberapa pesan tentang kebutuhan dan isu yang solusinya belum jalan.”

Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah jarak hubungan antara anggotanya, terutama antara mahasiswa-mahasiswi MSM dan DSM. Banyak yang saling tidak kenal satu sama lain, kecuali mereka yang aktif di kampus. Padahal bagi Adrian, banyak dari mereka yang memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif baik bagi komunitas internal di MSM dan DSM maupun bagi pihak-pihak eksternal. “Contohnya, banyak mahasiswa-mahasiswi MSM dan DSM sekarang yang kesulitan membuat paper. Padahal, sebenarnya banyak alumni kita yang mau mengajarkan dengan senang hati. Ada juga yang sudah membuat berbagai program untuk membantu mereka, mulai dari kursis membuat paper hingga ke proofreading. Ada juga alumni kita yang sudah punya jurnal sendiri, itu luar biasa,” kata Adrian. “Begitulah contoh potensi bisnis yang dapat dilaksanakan jika kita mampu kerjasama, termasuk salah satu tugas IA-SM juga.”

Masa Depan untuk Alumni dan Mahasiswa-Mahasiswi Bersama

Posisi Adrian sebagai Ketua IA-SM merupakan awal baru bagi asosiasi ini. Adrian ingin membuat IA-SM menjadi organisasi yang aktif, dinamis, dan profesional dalam memberikan manfaat baik untuk anggotanya maupun mahasiswa-mahasiswi MSM dan DSM pada saat ini. Di saat yang sama, Adrian berusaha untuk membuat momen-momen penuh keseruan dan kesenangan bagi semua anggota, sehingga mendorong rasa kebersamaan dan keserasian antaranggota.“Semua pasti butuh kesenangan juga,” ucap Adrian. “Siapa yang bilang S2 dan S3 tidak boleh seseru S1?”

Kontributor: Abdurrafi Prayata Abidin, Manajemen 2024