Tidak seperti fakultas lain, waktu kuliah mahasiswa SBM ITB lebih cepat. Namun demikian, bukan berarti mereka tak punya momen penting dan kenangan indah selama berkuliah. Kenangan dan momen itu juga tak boleh berakhir begitu saja selepas mereka lulus. Untuk itulah keberadaan Ikatan Alumni SBM ITB, merawat kenangan dan momen penting para alumni. Tahun ini, IA-SBM ITB punya ketua baru, yaitu Novrizal Pratama, yang akan menjabat selama 2024-2027.


Pionir Kemahasiswaan di SBM ITB

Rizal masuk SBM ITB pada tahun 2004 sebagai angkatan pertama. Rizal berasal dari Medan.  Momen masuk SBM menurut Rizal sangat membuka matanya.

“Pembelajaran di SBM melibatkan mata kuliah dan kegiatan mengajar yang menarik, ditambah banyaknya sesi praktek. Saya merasa sangat berkembang bahkan di tahun pertama, baik sebagai seseorang maupun sebagai mahasiswa,” kata Rizal pada 27 Januari 2024.

Sebagai angkatan pertama, Rizal dan teman-temannya merasa diremehkan oleh fakultas lain di ITB. Namu demikian angkatan pertama itu tetap beraktivitas seperti biasa. Rizal dan teman-temannya yang pertama kali memulai kegiatan kemahasiswaan di SBM. Mulai dari turnamen, pengabdian masyarakat (seperti organisasi Satoe Indonesia), dan festival yang menghadirkan tamu internasional. Semuanya dilakukan di tengah jadwal kuliah mereka yang padat.

Perjalanan Memanjat Dunia Karir

Setelah lulus, Rizal merasakan pengaruh menjadi alumni ITB, terutama SBM. Hanya dalam 2-3 minggu sejak lulus, ia sudah mendapatkan tawaran pekerjaan di Citibank, salah satu bank internasional terkemuka di Indonesia.

Rizal juga sempat terjun ke industri lain. Ia sempat mengurus sebuah tambang pasir di Jawa Barat, serta menyusun ahli program loyalitas pelanggan di Indosat. Di sinilah ia menyadari bahwa materi-materi perkuliahan di SBM bermanfaat sepenuhnya, sehingga ia mampu mendorong karirnya lebih lanjut. Setelah bekerja cukup lama, Rizal memutuskan untuk banting setir ke bidang yang dia minati, yaitu teknologi, kreatif, dan pemasaran.”

Rizal kemudian membangun sebuah agensi digital pada akhir tahun 2012. Agensi ini kemudian berkembang menjadi Akaraya, dengan portofolio lebih dari 200 klien, baik nasional maupun multinasional. Di Akaraya, Rizal juga memimpin proyek dengan berbagai skala, mulai dari pembuatan konten dan situs web hingga mengadakan kampanye pada tingkat nasional.

Ia kemudian bereksperimen dan menghasilkan Klinik Kecil, platform pendidikan yang berfokus untukendukung ibu untuk kesehatan, kesejahteraan, dan pertumbuhan anak. Inisiatif lain yang dia ambil adalah mengembangkan yayasan untuk mendukung pekerja kreatif selama pandemi, serta organisasi nirlaba untuk mendukung ekonomi kreatif Jakarta dan sekitarnya, dengan bernama “Ekraf”.

Salah satu inisiatif terbaru Rizal adalah Gaspack, perusahaan web3 yang memberdayakan kreator-kreator melalui teknologi. Bisnis baru ini memanfaatkan teknologi blockchain.

“Blockchain dan kripto sudah ada sejak awal tahun 2020, tetapi banyak orang yang masih menganggapnya penipuan. Padahal, teknologi ini juga memiliki fitur yang menguntungkan. Tantangannya di sini adalah bagaimana kami dapat tetap relevan dalam industri yang sangat fluktuatif ini dan menghadirkan teknologi yang dapat digunakan oleh banyak orang,” kata Rizal.

Masa Depan IA-SBM ITB

Sebagai Ketua IA SBM ITB, Rizal ingin meningkatkan hubungan antara alumni. Ia menekankan pentingnya memiliki pendataan alumni yang baik dan mengadakan acara-acara menarik dengan melibatkan partisipasi alumni sebagai fokus utama periode ini. Mulai dari berbagai acara, pembuatan platform networking, hingga podcast, Rizal telah merencanakan berbagai kegiatan untuk menunjukkan minat dan keahlian alumni SBM ITB. Ini juga termasuk fasilitas untuk mencari pekerjaan, mitra bisnis, dan vendor di antara sesama anggotanya.

Untuk mahasiswa aktif, ia juga berencana untuk memulai pembentukan dana abadi yang akan digunakan untuk berbagai kebutuhan program kemahasiswaan dan beasiswa, supaya kegiatan dan fasilitas kemahasiswaan di SBM dapat dimanfaatkan sepenuhnya.

Namun, Rizal juga menekankan pentingnya perencanaan dan pertimbangan yang matang agar upaya yang dilakukan dalam program ini dapat menghasilkan dampak positif. Ia juga percaya bahwa program-program yang diusung dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu, serta mendorong rasa kebersamaan di antara alumni.

Terakhir, Rizal meminta dukungan dari komunitas SBM ITB demi kesuksesan program-program ini. Ia juga berharap bahwa hubungan baik dapat terjalin melalui berbagai kesempatan yang ada dan memberikan manfaat untuk kehidupan alumni setelah kuliah.

“Untuk teman-teman mahasiswa, gunakan waktu kalian dengan bijak. Waktu yang kalian habiskan di SBM akan sangat berdampak nanti di kehidupan karir kalian. Oleh karena itu, beranilah untuk mengambil risiko dan jalin hubungan dengan teman-teman alumni kalian. Percaya dengan saya ketika saya berkata kita akan bertemu lagi,” ucap Rizal. “Dan untuk alumni, pesan saya sederhana. Ajak teman alumni lainnya untuk bergabung dalam acara kita. Kalian tidak perlu banyak berkontribusi. Cukup bergabung, ikuti Instagram kita, dan bantu kita meningkatkan keterlibatan dalam komunitas kita bersama ini.”

Kontributor: Abdurrafi Prayata Abidin, Management 2024